TEMPO.CO, Jakarta - Para pemain timnas Inggris akan berlutut dan Harry Kane akan mengenakan ban kapten One Love pada pertandingan pembukaan Piala Dunia 2022 melawan Iran pada Senin, 21 November 2022. Manajer The Three Lions Gareth Southgate mengatakan skenario itu muncul sebagai solidaritas protes atas kematian George Floyd di tangan seorang petugas polisi Minneapolis dan mendukung kesetaraan.
Gerakan berlutut tidak lagi dilakukan sebelum kickoff di Liga Inggris, tetapi Southgate percaya sangat penting untuk timnya melanjutkan kebiasaan itu di Piala Dunia. "Itulah yang kami perjuangkan sebagai tim dan telah dilakukan untuk jangka waktu yang lama," kata dia dikutip dari Reuters.
"Kami merasa ini adalah panggung terbesar dan kami pikir ini adalah pernyataan kuat yang akan menyebar ke seluruh dunia untuk kaum muda, khususnya, untuk melihat bahwa inklusivitas sangat penting," ujar Southgate menambahkan.
Baca Juga: Harry Kane dan 6 Kapten Tim Lain Batal Pakai One Love
Kane, bersama kapten Belanda, Belgia, Denmark, Prancis, Jerman, Norwegia, Swedia, Swiss, dan Wales, akan mengenakan ban lengan One Love. Ban kapten mewakili dukungan untuk kesetaraan meskipun tidak semata-mata ditujukan untuk pemenuhan hak-hak komunitas LGBTQ yang dianggap ilegal di Qatar.
Badan sepak bola dunia FIFA sempat mengatakan bahwa akan menghukum mereka yang mengenakan ban kapten One Love dengan denda atau tindakan disipliner. Namun, Kane mengaku akan tetap memakainya. "Sebagai tim, staf, dan organisasi, kami ingin mengenakan ban kapten itu. FA sedang berbicara dengan FIFA saat ini dan saya yakin pada waktu pertandingan besok kami akan mengambil keputusan," ujar dia.
Sikap Southgate memancing seorang jurnalis asal Iran yang bertanya tentang perlakuan negara Persia itu terhadap perempuan. "Saya tidak merasa cukup informasi untuk mengomentari apa yang terjadi di Iran, dan saya pikir itu juga bukan tempat saya untuk mengomentarinya," kata Southgate.
“Saya pikir para pemain dan manajer Iran (Carlos Queiroz) berada dalam posisi yang sulit tetapi saya pikir mereka lebih tahu untuk membicarakan hal-hal itu. Jika kami diminta oleh tim mereka untuk mendukung mereka dengan cara tertentu, kami jelas harus mendengarkannya dan mempertimbangkannya, tetapi saat ini hal itu belum terjadi," kata dia.
Southgate mengatakan prioritas utamanya adalah agar timnya menyebarkan sedikit kegembiraan di kampung halamannya yang tengah mengalami pergolakan politik dan krisis ekonomi. "Kami semua berharap untuk fokus pada sepak bola sekarang. Negara kami juga mengalami masa sulit, tidak sama dengan beberapa negara lain, tetapi kami berada dalam resesi ekonomi dan hidup menjadi sulit bagi banyak orang."
"Jadi kami ingin mereka menikmati sepak bola, melakukan perjalanan bersama timnas Inggris dan memberi mereka kebahagiaan," ujar Southgate.
Baca juga: Inggris vs Iran di Grup B Piala Dunia 2022: Jadwal, Perkiraan Pemain, Bedah Taktik, dan Prediksi