TEMPO.CO, Jakarta - Timnas Inggris tiba di Piala Dunia 2022 dengan membawa ketergantungan pada Harry Kane sebagai pencetak gol. Ketergantungan itu membuat tim asuhan Gareth Southgate harus terus berharap bahwa kapten skuad Tiga Singa harus selalu dalam keadaan benar-benar fit, bersemangat, dan berada di puncak performanya.
Kekhawatiran Inggris berangsur hilang. Kane berhasil turut mencetak gol untuk Inggris dalam kemenangan 3-0 atas Senegal, tetapi peran pemain Tottenham Hotspur tak berhenti di situ. Ia turut andil memberi umpan-umpan kunci untuk para pemain Inggris lain untuk mencetak gol.
Kane telah mencetak 52 gol untuk Inggris atau hanya terpaut satu gol dari pencetak gol terbanyak untuk The Three Lions yang dipegang oleh Wayne Rooney. Ia akan menjadi pemain penting Inggris dalam pertandingan besar menghadapi Prancis pada babak perempat final Piala Dunia 2022 Qatar. Kane kini menjadi pencetak gol terbanyak negaranya di turnamen Piala Dunia dengan 11 gol. Ia berhasil menyalip Gary Lineker.
Hilangnya ketergantungan pada Kane menjadi kabar baik untuk para penggemar Inggris. Ia tidak lagi menjadi satu-satunya pencetak gol. Inggris punya Marcus Rashford dan Bukayo Saka yang berhasil mencetak tiga gol. Selain itu, Jude Bellingham, Raheem Sterling, Jack Grealish, Phil Foden dan Jordan Henderson bisa menjadi alternatif pemecah kebuntuan. "Kualitas gerakannya (Kane) luar biasa dan penyelesaiannya kejam," kata Southgate dikutip dari Reuters.
Permainan Timnas Inggris Lebih Cair
Pemainan sepak bola menyerang Inggris yang mengalir bebas berarti mereka telah menyamai rekor Piala Dunia 2018. Berhasil mencapai babak semifinal saat itu, Inggris mengemas total 12 gol pada turnamen itu. Inggris juga sudah melampaui jumlah gol saat memenangkan trofi pada tahun 1966.
Jumlah produktivitas gol Inggris membuat iri hampir setiap manajer di Piala Dunia bisa merasa iri, termasuk tim favorit Prancis, Brasil, Argentina dan Spanyol. Anehnya, ini setelah Southgate dicemooh lantaran menjalani enam pertandingan tanpa kemenangan di UEFA Nations League.
Lima pertandingan pertama menjadi masa suram untuk Inggris yang gagal mencetak gol dari permainan terbuka. Southgate dianggap memainkan sistem permainan yang terlalu hati-hati yang menghambat para pemain mengeluarkan potensinya. Mengubah sistem permainan ke formasi 4-3-3 membuat permainan Inggris lebih cair.
Declan Rice berhasil menjadi jangkar yang membuat pemain muda nan cepat seperti Jude Bellingham lebih bebas menyerang ke berbagai sisi lapangan. Inggris dominan selama 38 menit kala melawan Senegal, tetapi performa mereka kedodoran setelahnya. Southgate perlu menangani ini menjelang pertandingan melawan Prancis.
Sejumlah perubahan Southgate lalukan. Henderson, yang menjadi pemain utama saat mengalahkan Wales, dipertahankan di susunan pemain awal. Bukayo Saka juga kembali menjadi starter setelah absen dalam kemenangan atas Gareth Bale dan kawan-kawan dengan skor 3-0.
Keputusan Southgate terbukti tepat. Inggris tak lagi bertumpu pada Harry Kane sebagai ujung tombak. "Kami memiliki orang-orang yang mencetak gol dari semua posisi berbeda dan itu sangat penting saat Anda lolos ke tahap selanjutnya dari turnamen," kata Kane.
Baca juga: Duel Belanda vs Argentina di Piala Dunia 2022, Laga Sulit untuk Lionel Messi dan Scaloni