TEMPO.CO, Jakarta - Argentina berhasil mengakhiri penantian selama 36 tahun setelah menjadi juara Piala Dunia 2022. Keberhasilan mengalahkan Prancis lewat adu penalti pada laga final di Lusail Iconic Stadium pada Ahad, 18 Desember 2022, bukan hanya karena penampilan cemerlang Lionel Messi sepanjang turnamen, tetapi juga tak terlepas dari tangan dingin pelatih Lionel Scaloni.
Berhasil membawa La Albiceleste menjadi juara Piala Dunia 2022, Scaloni berhasil menorehkan sejarahnya sendiri. Ia menjadi manajer ketiga dalam sejarah yang mampu mengawinkan gelar Piala Dunia dan Copa America.
Sebelumnya, ada nama Mario Zagallo dan Carlos Alberto Parreira yang berhasil merebut dua trofi bergengsi di Amerika Latin dan dunia tersebut. Bersama Brasil, Zagallo berhasil merebut Piala Dunia 1970 dan Copa America 1997, sedangkan Parreira berhasil membawa Brasil merebut Piala Dunia 1994 dan Copa America 2004.
Scaloni berhasil mendapatkan momentum serupa. Ia berhasil membawa Argentina menjadi juara Copa America 2021 setelah mengalahkan Brasil dengan skor 1-0. Setahun berselang, ia membawa Tim Tango meraih trofi ketiga Piala Dunia dalam sejarah sepak bola Argentina.
Baca juga: Lionel Messi Jadi Pemain Terbaik Piala Dunia 2022, Ini Catatan Rekornya
Lionel Messi mengangkat trofi Piala Dunia bersama rekan satu timnya saat mereka merayakan setelah memenangkan Piala Dunia di Stadion Lusail, Lusail, Qatar, 18 Desember 2022. REUTERS/Kai Pfaffenbach
Lionel Scaloni Menjawab Keraguan
Scaloni adalah pelatih minim pengalaman yang akhirnya mengakhiri kutukan Argentina di ajang Piala Dunia. Sejak Argentina kali terakhir meraih trofi yaitu Copa America 1993, Tim Tango selalu berada di tangan sejumlah pelatih berpengalaman. Dari Daniel Passarella, Marcelo Bielsa, Alejadro Sabella, Gerardo Martino, Jorge Sampaoli, bahkan sang legenda Diego Maradona.
Namun, tidak satu pun di antara mereka yang mampu membawa Argentina meraih gelar. Mereka adalah pelatih dengan jam terbang tinggi. Bahkan, Bielsa, yang dijuluki sebagai profesor sepak bola asal Argentina, pun gagal berkiprah bersama Tim Tango.
Lionel Scaloni datang pada 3 Agustus 2018 menggantikan posisi yang ditinggalkan Jorge Sampaoli yang gagal total di Piala Dunia Rusia. Ia mulai membuka tabir dari penantian panjang La Albiceleste dengan berani meremajakan skuadnya.
Gelar Copa America yang diraih Messi dan kawan-kawan pada 2021 adalah buah tangan dingin Scaloni. Ia membuat Messi mempersembahkan trofi mayor pertama dalam kariernya di level timnas senior. Mendapatkan momentum kemenangan itu, ia membawa misi untuk memberikan gelar yang telah begitu lama dinantikan publik sepak bola Argentina: Piala Dunia.
Tim Tango tampil sebagai juara setelah menang atas Prancis di final Piala Dunia 2022. Setelah kali teraih meraihnya pada 36 tahun lalu tepatnya pada 1986, Argentina kini kembali menjadi juara dunia.
Sebelum menjadi arsitek untuk para pemain senior timnas Argentina, Scaloni hanya pernah menangani timnas Argentina U-20. Namun, kecerdikannya membuat ia menjadi sosok yang berada di balik sukses Tim Tango juara di Copa America dan Piala Dunia.
Lionel Scaloni juga mencatatkan sejarah sebagai pelatih paling muda kedua yang meraih gelar Piala Dunia, sejak Cesar Luis Menotti pada Piala Dunia 1978 juga bersama Argentina. Ketika itu, Luis Menottti masih berusia 39 tahun.
OPTA | REUTERS | SKOR.ID
Baca juga: Begini Perjalanan Karier Lionel Scaloni Menjadi Pelatih Timnas Argentina