TEMPO.CO, Jakarta - Arsenal masuk dalam posisi yang sulit untuk menghentikan dominasi Manchester City di Liga Inggris. Hasil imbang 3-3 melawan Southampton membuat The Gunners tak lagi menjadi favorit utama untuk menjadi kampiun akhir musim ini.
Tim Meriam London terseok-seok dalam tiga laga terakhir. Sebelum imbang lawan Southampton, Arsenal juga harus puas berbagi poin melawan Liverpool dan West Ham United. Tim yang memburu gelar pertama sejak 2004 pun hanya unggul lima poin dari Manchester City.
The Citizens berpeluang menyalip Arsenal karena tim asuhan Pep Guardiola punya tabungan dua laga lebih banyak dibandingkan sang pemuncak klasemen Liga Inggris. Man City juga punya keunggulan selisih gol (50 berbanding 43) dan sedang berada dalam tren bagus dengan memenangkan 11 pertandingan terakhir di semua kompetisi. Mereka mencetak 38 gol dan hanya kemasukan 5.
Itulah mental dan kelas tim yang menjuarai 4 gelar Premier League dalam 5 musim terakhir. Rentetan hasil imbang Arsenal membuat Manchester City berada di atas angin untuk meraih gelar musim ini. Skenario ini bisa terjadi karena Guardiola acap tancap gas di fase akhir kompetisi.
City adalah spesialis dalam tahap akhir musim. Mereka telah mengumpulkan 145 poin dalam 10 pertandingan terakhir dari gabungan enam musim terakhir - lebih banyak dari tim mana pun. Simon Gleave, analis olahraga di Gracenote Nielsen, kepada BBC, mengatakan bahwa peluang Arsenal mengangkat trofi Liga Premier kini menurun setelah dua hasil imbang terakhir.
"Kansnya menurun dari 50 persen pada 4 April menjadi 32 persen, ini peluang terendah mereka untuk memenangkan gelar sejak awal November. Sementara peluang Manchester City memenangkan Liga Premier mencapai 68%, yang merupakan di level tertinggi musim ini," kata Gleave dikutip dari Whoscored.
Analisis kurang lebih sama juga dipaparkan Gracenote dari Nielsen yang menghitung persentase kans yang dimiliki Arsenal dan City untuk memenangkan sisa pertandingan mereka, menurut rumus Euro Club Index.
Secara garis besar, The Citizens punya persentase di atas 50 persen untuk bisa meraup kemenangan dalam 8 pertandingan tersisa, sedangkan Arsenal ada 2 laga dari 7 laga sisa yang akan sulit untuk mereka menangkan. Salah satu laga berat Arsenal adalah bertandang ke Manchester City pada 26 April mendatang. The Gunners tidak pernah menang atas rivalnya itu sejak 2015. Mereka telah bertemu dua kali musim ini. City menang 1-0 di Piala FA pada Januari dan menang 3-1 di Liga Inggris pada Februari mendatang.
Satu-satunya keuntungan The Gunners saat ini adalah jadwal karena hanya fokus pada pertarungan di Premier League, sedangkan Man City masih bertarung di tiga ajang: Liga Inggris, Piala FA, dan Liga Champions.
Satu fakta lain yang bisa membuat Arsenal tersenyum adalah berharap sejarah berpihak pada mereka. Menurut Opta, 13 tim di puncak yang memiliki 73 poin atau lebih setelah 30 pertandingan, hanya dua yang gagal memenangkan gelar. Itu terjadi pada Manchester United musim 2011-2012 dan Liverpool pada musim 2018 -2019.
Meskipun kehilangan enam poin dalam tiga pertandingan dan membuat Arsenal berada di bawah tekanan, Arteta memuji karakter para pemainnya. Ia mengaku bakal menikmati pertempuran dengan Manchester City asuhan Pep Guardiola pada hari Rabu mendatang. "Saya tidak sabar, ini adalah pertandingan yang Anda inginkan. Ketika semuanya dipertaruhkan, Anda harus pergi ke sana untuk menang," kata Arteta dikutip dari Reuters.
"Ini adalah keindahan dari olahraga ini, Anda ingin berada di posisi ini. Kami akan melakukan perjalanan yang luar biasa ke Manchester dan kami akan mempersiapkan diri dengan sangat baik," ujar pelatih asal Spanyol tersebut.
Arteta, meski kecewa dengan hasil imbang melawan Southampton, memuji reaksi para pemain yang mampu menyelamatkan satu poin di kandang sendiri. Ia pun bicara tentang semangat mereka. "Tim muda ini bereaksi dengan cara yang luar biasa, ketika melawan peluang tetapi peluang yang mereka ciptakan dan semangat yang mereka miliki sangat menyenangkan untuk ditonton," kata dia.
SKOR.ID | WHOSCORED | REUTERS