TEMPO.CO, Jakarta - Chelsea telah resmi menunjuk Mauricio Pochettino sebagai pelatih baru. Mantan pelatih Tottenham dan PSG ini dikontrak dua tahun dengan opsi tambahan satu tahun dan akan memulai memimpin skuad The Blues mulai 1 Juli.
Mauricio Pochettino sudah dinantikan tugas yang berat. Musim ini, Chelsea, yang gencar membeli pemain hanya finis di posisi ke-12. Mereka dipastikan absen dari kompetisi Eropa musim depan.
Apakah Pochettino punya midal untuk melakukan itu? Hal itu bisa dilhat dari jejak kepelatihan dia sebelumnya. Chelsea menjadi klub kelima yang ditangani pria Argentina berusia 51 tahun ini.
Begini Jejak Kepelatihan Mauricio Pochettino:
1. Espanyol
Masa tugas: 20 Januari 2009 hingga 26 November 2012
Statistik: Main 161 kali, menang 53 kali, kalah 70 kali (32,92 persen kemenangan).
Ia bertugas setelah pensiun di klub Liga Spanyol tersebut. Ia berhasil mengangkat mereka dari zona degradasi ke papan tengah klasemen, termasuk dengan mengalahkan rival lokalnya, Barcelona.
Espanyol finis di urutan ke-11, kedelapan, dan ke-14 dalam tiga musim penuhnya sebagai pelatih, Namun, mantan bek Argentina itu meninggalkan mereka di posisi terbawah klasemen pada November 2012, setelah serangkaian performa buruk tim dan perselisihan mengenai masalah keuangan untuk belanja pemain.
2. Southampton
Masa tugas: 18 Januari 2013 hingga 27 Mei 2014
Statistik: 60 laga, 23 menang, 19 kalah (38,33 persen keemnangan)
Pochettino mengambil alih tim pada pertengahan musim dari Nigel Adkins. Ia memimpin Southampton finis di urutan ke-14 pada 2012-13 dan urutan kedelapan yang mengesankan pada musim berikutnya.
Ia memiliki kendala bahasa dan melakukan konferensi pers melalui seorang penerjemah selama masa kerjanya di klub ini. Namun, Pochettino jelas mampu menyampaikan pesannya kepada skuad.
3. Tottenham
Masa tugas: 27 Mei 2014 hingga 19 November 2019
Statisik: 293 laga, 159 menang, 72 kalah (54,27 persen kemenangan)
Pochettino menjalani lima tahun yang stabil di Tottenham. Ia membawa tim itu finis kelima, ketiga, kedua, ketiga dan keempat di Liga Inggris. Ia juga mencapai final Liga Champions dan Piala Liga.
Ia mengarahkan Spurs yang dipenuhi pemain termuda ketika menjadi runner-up Liga Inggris pada 2016-17. Dalam skaudnya ada talenta domestik seperti Harry Kane, Dele Alli dan Eric Dier, dan pemain luar negeri termasuk Christian Eriksen, Son Heung-min dan Toby Alderweireld.
Kedatangannya mengubah tradisi klub dan membawa keajegan. Sebelum dia, klub itu memiliki 10 pelatih dalam 12 tahun. Keajegan itu hilang lagi setelah dia pergi. Jose Mourinho, bos sementara Ryan Mason (dua kali), Nuno Espirito Santo, Antonio Conte, Cristian Stellini silih berganti bertugas dalam waktu singkat sejak kepergiannya pada November 2019.
4. Paris Saint-Germain
Masa tugas: 2 Januari 2021 hingga 5 Juli 2022
Statistik: 84 laga, 55 menang, 14 kalah (65,48 persen kemenangan)
Paris Saint-Germain pernah diperkuat Pochettino saat masih ebrmain. Klub itu memberinya trofi besar pertama dalam karir pelatihnya. Di klub kaya itu ia memenangi Piala Prancis (Coupe de France) pada 2020-21 dan Ligue 1 pada 2021-22.
Namun, di masa jabatannya, PSG kehilangan gelar juara karena kalah bersaing dari Lille pada 2020-21. Itu pukulan yang dianggap memalukan karena PSG kehilangan gelar Ligue 1 hanya untuk kedua kalinya dalam sembilan musim terakhir. Ia juga gagal membawa klub itu bersaing di Liga Champions.
Pochettino dipecat musim panas lalu setelah memenangkan kurang dari 66 persen pertandingan di semua kompetisi. Pendahulunya Thomas Tuchel – yang kala itu ditunjuk sebagai bos Chelsea – memiliki tingkat kemenangan 75 persen selama bertugas dua setengah tahun.
REUTERS | LIVESCORE
Pilihan Editor: Erick Thohir Targetkan Anngaran Rp 260 M untuk PSSI