TEMPO.CO, Jakarta - Piala Dunia U-17 akan dimulai bergulir pada Jumat, 10 November hingga 2 Desember 2023 di Jakarta, Bandung, Solo, dan Surabaya. Sebagai tuan rumah, Indonesia yang berada di grup A akan menjalani laga pembuka turnamen dua tahunan tersebut melawan Ekuador pada hari pertama kejuaraan di Stadion Gelora Bung Tomo, Surabaya.
Melansir dari akun media sosial resmi PSSI, tiket untuk laga pembuka tersebut sudah terjual habis sehari menjelang laga, Kamis, 9 November 2023.
“Tiket Opening match Piala Dunia U-17 di Surabaya SOLD OUT! Terima kasih kepada sobat Garuda atas antusiasmenya mendukung Indonesia di Piala Dunia U-17…,” tulis keterangan pada unggahan di akun media sosial Instagram PSSI, Kamis, 9 November 2023.
Di sisi lain, PSSI juga mengumumkan bahwa Federasi Sepak Bola Dunia atau FIFA telah mengizinkan suporter sepak bola untuk membentangkan bendera Palestina di Stadion. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, mengungkapkan telah berkoordinasi dengan FIFA agar bendera Palestina diperbolehkan dikibarkan dalam kompetisi di bawah naungan FIFA.
Melansir laman resmi PSSSI, Erick mengatakan bahwa FIFA tidak mempermasalahkan pengibaran bendera Palestina sebagai simbol dukungan pada kemanusiaan dan perlindungan HAM.
“FIFA menghargai kebebasan berekspresi. Apalagi pada perlindungan HAM dan kemanusiaan. Ini terutama dalam konteks pengibaran bendera Palestina. Jadi PSSI dalam hal ini menegaskan tidak ada pelarangan apalagi sanksi,” ucap Erick, dikutip dari laman resmi PSSI pada Kamis, 9 November 2023.
Aturan Pengibaran Benera Palestina di Stadion
Beberapa waktu lalu, salah satu klub Liga 2 Indonesia, Persiraja Banda Aceh mendapatkan sanksi dari Komite Disiplin PSSI berupa denda sebesar Rp 10 juta, setelah adanya penonton yang mengibarkan bendera Palestina di lapangan usai laga melawan Semen Padang FC pada lanjutan pertandingan Liga 2, 21 Oktober 2023.
“Iya didenda karena masuk ke lapangan (pengibaran bendera Palestina oleh penonton ke lapangan),” kata Sekretaris Umum Persiraja Rahmat Djailani di Banda Aceh, Jumat.
Bendera Palestina dan Indonesia terbentang di atas tribun lapangan sepak bola. PSSI
Berdasarkan catatan Tempo, pengibaran bendera Palestina tersebut terjadi tak lama setelah peluit panjang dibunyikan wasit. Kala itu, para pemain lawan dan perangkat pertandingan masih berada di lokasi. Oleh karena itu, Komite Disiplin PSSI menjatuhkan sanksi dengan jenis pelanggaran penonton memasuki area lapangan tanpa izin dengan menampilkan slogan terkait isu politis tertentu.
Erick Thohir pun menjelaskan bahwa hal yang menjadi sorotan dari kasus Persiraja Banda Aceh tersebut bukanlah tentang larangan pengibaran bendera Palestina. Tetapi, tentang suporter yang melakukan pitch invasion atau menyerbu ke lapangan.
“Jadi tegas yang terjadi di Persiraja bukan karena ada suporter mengibarkan bendera Palestina tapi soal suporter yang melakukan pitch invasion yang hal itu tidak diperkenankan. Apalagi kita sangat ketat menerapkan standar keamanan di lapangan seusai peristiwa Kanjuruhan,” kata Erick dikutip dari laman PSSI.
Senada dengan Erick, Ketua Komite Hukum PSSI Ahmad Riyadh juga mempersilakan suporter untuk menyemarakkan solidaritasnya untuk Palestina di bangku dan tribune stadion. Namun, Riyadh meminta agar tidak ada suporter yang melakukan pitch invasion atau menyerbu masuk ke lapangan karena akan melanggar peraturan dan keselamatan.
"Perlu digarisbawahi bahwa setiap bentuk pitch invasion itu dilarang. Apalagi saat ini kita sedang melakukan transformasi setelah tragedi Kanjuruhan di mana disiplin soal kode keamanan dan keselamatan adalah hal yang mutlak. Karena itu penonton menyerbu masuk ke lapangan tidak diperkenankan," kata Riyadh.
Sejumlah Suporter Bola Tunjukan Dukungan untuk Palestina
Masyarakat dunia memang tengah menyoroti konflik yang terjadi di wilayah Asia Barat, antara Israel dan Palestina. Israel dianggap telah melakukan kejahatan kemanusiaan usai meluncurkan berbagai serangan ke wilayah Palestina yang mengakibatkan hilangnya ribuan nyawa, termasuk anak-anak.
Oleh karena itu, berbagai elemen masyarakat pun menunjukkan dukungannya terhadap Palestina melalui berbagai cara. Salah satunya adalah pengibaran bendera Palestina oleh penggemar sepak bola di stadion tempat klub kesayangannya bermain. Bahkan, hal ini juga dilakukan oleh sejumlah suporter dari liga-liga elite Eropa, seperti Premier League dan LaLiga.
Salah satunya adalah ketika suporter klub Glasgow Celtic membentangkan bendera Palestina raksasa di sisi utara tribune dalam lanjutan pertandingan Liga Champions kontra Atletico Madrid pada 26 Oktober 2023.
Suporter Celtic membentangkan bendera Palestina sebagai dukungan di tengah konflik antara Israel dan Hamas saat pertandingan Grup E Liga Champions antara Celtic vs Atletico Madrid Celtic Park, Glasgow, 26 Oktober 2023. REUTERS/Russell Cheyne
Selain itu, suporter Liverpool, klub asal Inggris, juga secara konsisten menunjukkan dukungannya kepada Palestina. Terbaru, saat Liverpool melawan Luton FC pada 6 November lalu, seorang suporter yang hadir di stadion berlari ke dalam lapangan dengan membawa bendera Palestina.
Sebelumnya pada laga melawan Nottingham dan Touluse, suporter Liverpool membentangkan bendera Palestina di stadion. Bahkan, mereka juga mengibarkan umbul-umbul bertulis ‘For God’s sake save Gaza’ atau ‘Demi Tuhan selamatkan Gaza’ saat derby Merseyside melawan Everton di Anfield 21 Oktober 2023.
Seorang penonton masuk ke lapangan sambil mengibarkan bendera Palestina saat pertandingan dalam pertandingan Grup A Liga Champions antara Copenhagen dan Manchester United di Telia Parken, Copenhagen, Denmark, 9 November 2023. Liselotte Sabroe/Ritzau Scanpix via REUTERS
Sementara itu, di LaLiga atau liga utama Spanyol, dukungan terhadap Palestina dilakukan oleh suporter dari klub Osasuna dan Real Sociedad. Kedua suporter klub tersebut sama-sama membentangkan ratusan bendera Palestina di tribune pada laga klubnya masing-masing.
RADEN PUTRI
Pilihan Editor: Sederet Suporter Klub yang Ikut Aksi Bela Palestina di Stadion, Ada yang Bentangkan 'For God's sake save Gaza'