TEMPO.CO, Jakarta - Wasit di Liga Turki (Super Lig), Halil Umut Meler, menjadi korban kekerasan saat pertandingan Ankaraguchu vs Rizespor. Insiden pada laga yang berakhir imbang 1-1 itu terjadi pada Selasa, 12 Desember 2023.
Dalam pertandingan yang digelar di kandang Ankaragucu, Stadion Eryaman, Halil Umut Meler mengalami luka lebam di bagian mata dan bagian tubuh lainnya dalam peristiwa yang terjadi setelah laga berakhir.
Pelaku pemukulan itu sendiri adalah Presiden Klub Ankaragucu, Faruk Koca. Kekerasan tersebut bisa dinilai pula sebagai penganiayaan karena selain sang presiden, pemukulan juga dilakukan oleh dua atau tiga orang staf yang mengikuti Faruk Koca ke lapangan.
Momen itu terjadi setelah pertandingan berakhir. Ketika itu, Halil Umut Meler dan dua wasit pendamping tengah berdiri untuk menyalami sejumlah pemain serta pelatih seperti yang biasa terjadi ketika pertandingan selesai.
Dari pinggir lapangan datang Faruk Koca yang kemudian diikuti oleh sejumlah orang yang tampaknya staf sang presiden. Ketika Halil Umut Meler menyambut uluran tangan pelatih dan pemain, Faruk Koca muncul dan langsung meninju sisi kiri wajah Halil.
Seketika itu pula, wasit berusia 37 tahun tersebut langsung tumbang jatuh ke rumput stadion. Dalam momen yang mengejutkan itu pula langsung disusul oleh sejumlah tendangan yang dilakukan oleh staf Faruk Koca.
Peristiwa yang cepat itu membuat sejumlah pemain dan sejumlah orang lainnya yang berada di dekat peristiwa terkejut. Sejumlah pemain dan wasit lainnya langsung melindungi Halil dan yang lainnya melerai Faruk Koca.
Halil Umut Meler dilarikan ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan. Tampak ketika dilarikan ke rumah sakit matanya lebam dan ada darah yang mengalir. Menurut laporan pers setempat, Fanatic, yang dilansir Tuttosport, selain mengalami cedera parah di matanya, sang wasit juga mengalami luka di beberapa bagian khususnya di bagian perut karena tendangan yang diterimanya.
Pelakunya yaitu Presiden Faruk Koca dan beberapa stafnya saat ini sudah ditahan di kepolisian dengan tuduhan penganiayaan. Penahanan ini dipertegas oleh pernyataan Menteri Dalam Negeri Turki Ali Yerlikaya. Dalam pertanyaannya, Kementerian Dalam Negeri Turki, menegaskan bahwa tidak mentolerir apapun kekerasan yang terjadi dalam olahraga.
Laga Diwarnai Kartu Merah
Presiden Faruk Koca yang sebenarnya tidak dapat masuk ke lapangan memang nekat turun bersama stafnya, lalu setengah berlari menghampiri sang wasit kemudian memukulnya dengan pukulan yang keras.
Diduga reaksi tersebut terkait kartu merah yang diberikan Umut Meler kepada salah satu pemain Ankaragucu yaitu Ali Sowe pada menit ke-50. Di laga ini, Ankaragucu unggul 1-0 pada menit ke-14 melalui Olimpiu Morutan.
Di babak kedua, setelah Ankaragucu bermain dengan sembilan pemain, Halil Umut Meler kemudian juga memberikan kartu merah kepada pemain tim tamu, Emir Han Topcu, pada menit ke-90+5. Rizespor kemudian mampu menyamakan kedudukan dan membuat laga berakhir imbang 1-1 setelah gol yang diciptakan Adolfo Gaich.
Halil Umut Meler merupakan wasit terkenal di sepak bola Turki. Dia adalah anggota wasit elite UEFA sejak 2022 serta sudah menjadi wasit FIFA pada 2017 hingga saat ini.
Kejadian ini pun menjadi perhatian. Salah satu yang langsung memberikan dukungan adalah Atilla Karaoglan yang juga merupakan wasit di Liga Turki. "Pukulan-pukulan itu semua diarahkan kepada kami, saudaraku, Anda tidak sendirian," demikian pernyataan dari Atilla Karaoglan melalui media sosialnya.
Pelatih Ankaragucu, Emre Belozoglu yang merupakan mantan bintang saat masih bermain, menyatakan sangat menyesali insiden ini. "Apa yang dapat saya katakan tentang peristiwa hari ini? Saya sangat menyesali atas apa yang telah terjadi, sangat menyesal," kata dia.
Adapun Faruk Koca sudah memberikan pernyataan pertamanya setelah pemukulan yang dilakukannya. "Pikiran saya menjadi gila, pandangan saya kabur, saya tidak ingat apa yang telah saya lakukan," kata dia.
SKOR.ID | REUTERS
Pilihan Editor: Prediksi PSV Eindhoven vs Arsenal di Liga Champions Malam Ini: Jadwal, Berita Terkini, H2H, Perkiraan Formasi