TEMPO.CO, Jakarta - Polemik aturan penggunaan blue card atau kartu biru di level elite sepak bola kembali mengemuka. Federasi Sepak Bola Internasional, FIFA, memastikan bahwa penerapan aturan tersebut belum akan dilakukan dalam waktu dekat.
Melalui keterangan di akun X (Twitter) resminya, FIFA mengatakan bahwa penggunaan kartu biru di level elite sepak bola masih terlalu prematur untuk saat ini. Pengujian masih akan dilakukan dan dibatasi di tingkat rendah, serta penggunaan kartu biru ini akan dibahas oleh FIFA dan IFAB.
"FIFA ingin mengklarifikasi bahwa laporan tentang apa yang disebut kartu biru di level elite sepak bola adalah tidak benar dan prematur," bunyi pernyataan FIFA. "Uji coba itu, jika dilaksanakan, harus dibatasi pada pengujian secara bertanggung jawab di tingkat yang lebih rendah, posisi yang ingin diulangi oleh FIFA ketika agenda ini dibahas pada RUPS IFAB pada tanggal 2 Maret."
Sebelumnya, menurut laporan The Telegraph, Dewan Asosiasi Sepak Bola Internasional (IFAB), akan mengumukan penggunaan kartu biru di level elite sepak bola musim depan. Meski laporan tersebut mengungkapkan kartu biru tidak digunakan di kompetisi papan atas, penerapan bisa dilakukan di Piala FA hingga Piala Liga Inggris jika pihak FA sukarela mengadakan turnamen tersebut untuk menjadi bagian uji coba.
Penggunaan kartu biru ini memungkinkan wasit untuk menghentikan pertandingan, termasuk saat sebuah tim menyerang. Ini akan membuat pemain yang melakukan pelanggaran dikeluarkan dari lapangan selama 10 menit.
Kartu biru telah diperkenalkan di tingkat akar rumput di beberapa wilayah. Aturan ini tampaknya akan diterapkan di permainan profesional sebagai bagian penerapan aturan sin-bins yang lebih luas. Sin bins, secara harfiah, berarti tempat sampah dosa, tetapi yang dimaksudkan adalah tempat untuk para pemain yang dikeluarkan secara sementara oleh wasit setelah melakukan pelanggaran tertentu.
FIFA masih akan berdiskusi tentang penerapan uji coba kartu biru dalam rapat umum tahunan yang akan digelar pada bulan Maret 2024. Presiden UEFA, Aleksander Ceferin, telah menentang gagasan penggunaan aturan tersebut. Menurut dia, penerapan aturan tersebut membuat sepak bola kehilangan identitasnya. "Ini bukan lagi sepak bola," tutur dia.
Pilhan Editor: Shin Tae-yong Tak Janji Bawa Timnas U-23 Indonesia ke Empat Besar Piala Asia U-23 Tanpa Pemain Abroad
