TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih timnas U-16 Indonesia Nova Arianto menilai klub Liga 1 belum serius membangun akademi sepak bola berkelanjutan. Ia mengungkapkan saat ini banyak yang membentuk tim dadakan untuk berpartisipasi di Elite Pro Academy (EPA).
"Ada beberapa tim yang menyiapkan pemainnya saat turnamen akan berjalan. Misalnya Elite Pro Academy (EPA) baru akan bermain Desember, mereka baru menyiapkan bulan November atau Oktober. Menurut saya ini tidak akan maksimal," ujar dia dalam wawancara bersama Tempo di Hotel Sultan, Jakarta Pusat, Senin, 19 Februari 2024.
Nova menilai hal tersebut menjadi salah satu kekurangan dalam pengembangan pemain muda di Tanah Air. Kebiasaan ini, kata pelatih berusia 45 tahun itu, dapat berdampak buruk pada ekosistem sepak bola Indonesia ke depan.
PSSI memang memiliki regulasi yang mewajibkan seluruh klub Liga 1 memiliki tim muda untuk berkompetisi di ajang EPA. Kompetisi usia muda yang bergulir sejak 2018 ini memiliki beberapa kategori umur, mulai U-14, U-16, U-18, dan U-20. Namun, pada EPA musim ini, hanya ada tiga kompetisi yang digelar, yakni untuk kelompok umur U-16, U-18, dan U-20. Setiap kategori diikuti 18 tim yang berasal dari Liga 1.
Meski mayoritas klub membentuk tim ala kadarnya, Nova mengungkapkan ada beberapa klub yang benar-benar memiliki akademi berkualitas dan berjenjang, seperti Persija Jakarta, Persis Solo, dan PSIS Semarang. "Ada beberapa tim yang punya akademi sangat baik, seperti Persija. Persis dan PSIS juga akademinya berjalan."
"Sekali lagi, itu (akademi berjenjang) itu akan sangat baik karena pemain akan lebih tertata dalam berlatih, berkompetisi, dan asupan makanannya juga bisa lebih baik," kata dia menambahkan. "Tetapi kalau klub-klub yang hanya menyiapkan tim satu bulan, tidak akan maksimal dan saya pikir itu akan sangat tidak baik."
Nova menyayangkan sedikitnya klub Liga 1 yang serius mengembangkan akademi sepak bola pemain muda. Padahal, dari segi kompetisi, sejatinya format yang dijalankan EPA saat ini sudah lebih baik dari sebelumnya. "Mereka main Sabtu, lalu main lagi Minggu. Mereka juga pindah ke kota-kota lain, seperti tim seniornya. Walaupun secara biaya lebih besar, tapi saya yakin kalau pemain bisa main seperti idealnya kompetisi, itu akan baik untuk pemain mendapatkan jam terbang."
Pilihan Editor: Latih Timnas U-16, Nova Arianto Ingin Gabungkan Filosofi Shin Tae-yong dan Filanesia