Cruyff sepertinya belum bisa melupakan sakit hati setelah Inter lolos ke final Liga Champions dengan menyingkirkan Los Blaugrana. Ia menyebut gaya permainan yang diperagakan Mourinho di leg kedua semifinal takkan cocok dengan Barca.
"Beberapa tahun lalu, dia (Mourinho) bisa menjadi pelatih Barcelona. Dan kini, saya bisa katakan saya senang dia tidak menjadi pelatih kami," kata Cruyff pada harian La Gazzetta dello Sport.
Cruyff memang dikenal sebagai penganut sepak bola menyerang. Ia pernah bermain untuk Barcelona selama lima musim (1973-1978) dan memberikan gelar La Liga (1974) dan Copa del Rey (1978).
Ia kemudian menjadi pelatih selama delapan musim (1988-1996) dengan raihan La Liga (1991, 1992, 1993, dan 1994), Copa del Rey (1990), Supercopa Spanyol (1991, 1992, 1994), Piala Winners Eropa (1989), Piala Eropa (1992), dan Piala Super Eropa (1992).
Mourinho sendiri tak bisa disebut pelatih kacangan. Ia memberikan gelar Liga Portugal (2002-03), 2003-04), Piala UEFA (2002-03), dan Liga Champions (2003-04) bagi FC Porto (2002-2004).
Di Chelsea (2004-2007) ia merebut gelar Liga Primer (2004-05, 2005-06), Piala FA (2006-07), dan Piala Liga (2004-05, 2006-07). Sedangkan bersama Inter (sejak 2008) ia memberikan gelar scudetto Seri A (2008-09) dan Supercoppa Italia (2008).
Pelatih yang menjuluki dirinya sebagai The Special One itu pernah menjadi penerjemah di Barca semasa kepelatihan Sir Bobby Robson. Belakang namanya disebut akan menjadi pelatih baru Real Madrid jika berhasil mengantar Inter meraih Liga Champions, 22 Mei mendatang.
GOAL | RAJU FEBRIAN