TEMPO Interaktif, Babat - Kasus tewasnya warga Lamongan yang diduga dianiaya bonek (pendukung Persebaya) di atas Kereta Api Kertajaya, masih berbuntut. Beberapa titik di jalur Babat-Lamongan, sepanjang Senin (24/1), bergerombol warga yang melakukan sweeping pada suporter bonek yang pulang dari Jakarta ke Surabaya.
Aksi penghadangan itu diduga bentuk balas dendam atas tewasnya Gilang (24 tahun), warga Perumahan Daerah Deket, Lamongan, serta luka parahnya Teguh alias Karembu (30 tahun), warga Lingkungan Dapurlor, Kelurahan Sidokumpul, Lamongan. Keduanya diduga dianiaya supporter bonek di atas Kereta Api Kertajaya pada Sabtu (22/1) petang.
Warga yang bergerombol, tersebar di beberapa titik. Di pertigaan Kecamatan Babat—berbatasan dengan Kabupaten Bojonegoro dan Tuban, memelototi kendaraan lewat, terutama truk. Kemudian di pasar lama Babat, juga tampak warga melakukan pemeriksaan beberapa kendaraan.
Selain itu, di stasiun Babat, warga juga memeriksa kereta api barang yang lewat. Namun, warga tidak menemukan supporter bonek. Padahal kereta barang jurusan Jakarta-Surabaya, ini yang kemungkinan dinaiki supporter bonok yang baru saja pulang menyaksikan Persebaya di Tangerang.
Kondisi di Kota Lamongan juga tidak jauh berbeda. Beberapa gerombolan anak muda juga mendatangi Stasiun Lamongan. Mereka mengawasi kereta api yang lewat dari arah barat. Bahkan kereta api barang, yang datang sore hari, juga tidak ada satupun suporter bonek.
Di jalur sekitar terminal Lamongan, juga ada belasan pemuda melakukan pemeriksaan terhadap truk yang lewat. Tetapi, lagi-lagi sasaran yang dicari, yaitu suporter bonek tidak diketemukan.
Polisi yang berjaga-jaga di jalan berbaur dengan pengurus La Mania (supporter Persela Lamongan). Pengurus La Mania meminta agar warga tidak melakukan aksi brutal. Selain juga meminta untuk kembali ke rumah. “Sudah kita sampikan ke coordinator supporter agar massa tidak emosional,” tegas Rosidi, salah seorang pengurus La Mania.
Untuk aksi penghadangan terhadap supporter bonek ini, Kepolisian Resor Lamongan telah menurunkan sekitar 300 anggotanya. Mereka ini disebar di sejumlah titik rawan. Mulai dari Stasiun, keramian di jalur Babat-Lamongan Kota, hingga perbatasan Gresik.
Polisi pun meminta agar supporter tidak melakukan aksi balas dendam. “Perintah ini langsung ke anggota di bawah,” kata Kepala Kepolisian Resor Lamongan, Ajun Komisaris Besar Polisi Gagas Nugraha, Senin (24/1) siang.
Terkait kasus ini, polisi Lamongan sudah menetapkan empat orang jadi tersangka. Ke empatnya, ditangkap polisi di atas kereta api dan diturunkan saat kereta berhenti di stasiun Bojonegoro. Lalu polisi Bojonegoro menyerahkan ke Polres Lamongan.
Di Stasiun Bojonegoro, polisi Bojonegoro dan Lamongan melakukan kerjasama. Terutama, untuk menghindari suporter bonek yang pulang baik lewat kereta api maupun jalan umum. Jika ditemukan suporter bonek, maka akan diturunkan lebih dahulu di Bojonegoro, untuk kemudian diminta untuk tidak lewat di Lamongan, terutama di Kecamatan Kota. “Koordinasi ini, sudah ada,” ujar juru bicara Polres Bojonegoro, jun Komisaris Polisi Ariadi. Pengamanan oleh polisis dilakukan kemungkinan sampai Selasa (25/1) dini hari.
Sujatmiko