TEMPO Interaktif, Jakarta - Rencana Tim Perahu Naga Indonesia untuk menempa kemampuan mereka di Kejuaraan Dunia Perahu Naga 2011 di Tampa, Florida, Amerika Serikat, pada 1-7 Agustus mendatang, harus batal.
Pelatih dayung Muhammad Suryadi menyatakan bahwa pihaknya tak kuasa mengirimkan anak-anak asuhnya mengingat proses seleksi yang baru dilakukan pada akhir Juni. "Nama-nama yang terseleksi juga tidak mungkin bisa didaftarkan untuk kejuaraan itu," katanya saat dihubungi, Jumat, 15 Juli 2011.
Dengan waktu yang sangat singkat seperti ini, Suryadi menyatakan bahwa pihaknya bakal kesulitan untuk mendaftar. "Dibutuhkan waktu pengurusan visa selama tiga bulan," katanya.
Oleh karena itu, kejuaraan Korea Terbuka yang berlangsung pada pertengahan bulan Agustus menjadi alternatif pilihan. "Nantinya akan dilihat bagaimana kemampuan kita dan juga melihat peta persaingan yang kini terjadi," ujarnya.
Menurut Suryadi, persiapan yang dilakukan untuk SEA Games XXVI pada November mendatang sudah sangat baik. "Bahkan menurut saya, lebih baik daripada persiapan untuk Asian Games (Guangzhou) tahun lalu," katanya.
Suryadi berharap agar anak-anak asuhnya betul-betul bisa memberikan hasil yang maksimal di SEA Games nanti. "Saya berharap mereka mencapai peak di bulan November itu," katanya.
Hingga saat ini, terdapat 92 atlet yang ditempa di Waduk Jatiluhur, Jawa Barat. Dari jumlah itu, terdapat 26 atlet putra dan 26 atlet putri yang dipersiapkan untuk berlaga di nomor perahu naga.
Pada Asian Games 2010 lalu, Tim Perahu Naga Indonesia mempersembahkan tiga medali emas dan tiga perak. Perolehan ini seperti menyelamatkan muka Indonesia di ajang pesta olahraga terbesar tingkat Asia itu.
Pada SEA Games XXVI nanti, diharapkan agar Tim Perahu Naga bisa kembali menjadi salah satu andalan pendulang emas. Suryadi menyatakan bahwa hingga saat ini proses persiapan berlangsung sesuai dengan program yang dipersiapkan.
Namun, dia menyesalkan ketidaksiapan Situ Cipule, yang dibangun untuk bisa menjadi lokasi pertandingan cabang dayung. "Saya berharap persiapan bisa dilakukan setelah kami pulang dari Korea, tetapi hingga saat ini belum ada kejelasan apakah pembangunannya sudah selesai atau belum," ujarnya.
EZTHER LASTANIA