TEMPO.CO, Palembang - Sriwijaya Footbal Club (SFC) menyatakan menolak kehadiran wasit Liga Super Indonesia (LSI), Setyono, dalam setiap laga yang diikuti oleh klub tersebut. Keengganan tersebut merupakan buntut dari dugaan kecurangan sang wasit dalam memimpin laga kontra Persipura pekan silam.
Saat ini manajemen Laskar Wong Kito--sebutan SFC--meminta agar PT Liga Indonesia mengevaluasi kepemimpinan wasit di LSI
Demikian disampaikan Direktur Teknik dan SDM Sriwijaya FC, Hendri Zainudin, Rabu, 1 Februari 2012. Menurut Hendri, bentuk protes itu sudah disampaikan perwakilan manajemen kepada pengelola liga, Selasa kemarin.
‘’Manajemen memprotes keras dan kami meminta kepada PT Liga untuk tidak memakai Setyono saat pertandingan Sriwijaya FC digelar baik kandang maupun tandang,” kata Hendri, Rabu.
Manajemen Sriwijaya FC masih belum bisa menerima dengan lapang dada atas kerugian pertandingan yang dipimpin wasit Setyono. Wasit asal Sidoarjo itu dinilai terlalu memihak tuan rumah, Persipura Jayapura.
Sedikitnya tiga peluang penalti tercipta untuk Sriwijaya FC tapi tak ada yang diberikan wasit saat Sriwijaya bertandang ke markas Persipura Jayapura pada 28 Januari 2012 di Stadion Mandala Jayapura. Dalam lanjutan kompetisi LSI, Sriwijaya terpaksa menelan kekalahan 2-1 atas tim yang berjuluk Mutiara Hitam.
Sementara itu pelatih Sriwijaya FC Kas Hartadi membenarkan kepemimpinan sang pengadil saat laga Persipura Jayapura kontra Sriwijaya FC memang berat sebelah. Kas mengatakan dia bukan bermaksud mencari "kambing hitam". Namun, menurut Hartadi, Setyono benar-benar berlaku tidak adil pada laga tersebut. Pasalnya, keputusan wasit Setyono banyak merugikan skuad Laskar Wong Kito. Jika wasit tidak berpihak pada tuan rumah, Sriwijaya optimistis bisa mendapat poin maksimal atau minimal satu poin di laga itu.
Secara gamblang Kas Hartadi memerinci tiga kesalahan fatal yang dibuat Setyono saat pertandingan berlangsung. Dia menjelaskan wasit harusnya memberi Sriwijaya penalti ketika Hilton Moreira dijatuhkan kiper Persipura Yoo Jae Hoon.
Penalti mutlak diberikan karena Hilton tinggal berhadapan satu lawan satu. Bahkan Hilton mampu melewati penjaga gawang asal Korea Selatan (Korsel) itu. ‘’Kiper sudah lewat, tapi kaki Hilton dipegang Yoo Jae Hoon hingga Hilton terjatuh. Tapi, wasit tidak memberikan hadiah penalti,” ujarnya.
Seperti diketahui Liga Super berada di bawah kendali PT Liga Indonesia yang sudah tak diakui lagi oleh PSSI. Beberapa klub di liga ini juga sebelumnya mengeluhkan kinerja wasit yang tak becus memimpin di lapangan.
Setyono hingga saat ini belum berkomentar terkait dengan kritikan yang dialamatkan Sriwijaya.
PARLIZA HENDRAWAN