TEMPO.CO, Jember -Tim Nasional Sepakbola Usia 17 Tahun (U-17) baru saja menjuarai turnamen mini bertajuk International Youth Football Invitation Tournament di Hong Kong. Nama Sabeq Fahmi Fachrezy, 16 tahun, pun kemudian mencuat. Pasalnya dalam turnamen itu penampilan pemain muda ini mengesankan. Dalam turnamen itu Sabeq mencetak gol saat melawan Singapura.
Sabeq disebut-sebut sebagai pemain muda yang akan bersinar kelak. Sepakbola bukan hal asing buat Sabeq dan keluarganya. Ayahnya, Mahfudz, adalah bekas pemain sepakbola dari klub Persid Jember.
Perjuangannya di level internasional sebetulnya sudah dimulai awal November silam saat ia memperkuat tim Indonesia All Star Team dalam turnamen Intesa Sanpaolo di Milan Italia. Indonesia mengalahkan AC Milah Academy dengan skol 3-2. Sabeq mencetak dua gol dalam pertandingan tersebut. Satu gol lainnya dipersembahkan Gavin Kwan Adsit.
Sabeq mengisahkan saat pertama kali mengikuti seleksi Milan Junior Camp sebelum masuk dalam tim Indonesia All Star. "Tanpa sengaja, waktu di Surabaya bersama keluarga dapat selebaran AC Milan Junior Camp 2011 di Bali, dan saya ikut seleksi itu," katanya kepada Tempo, Selasa, 7 Februari 2012.
Sayang waktu itu pendaftaran di Kota Batu Malang sudah ditutup. Dia akhirnya ikut seleksi ke Bali. Performa Sabeq menarik perhatian tim seleksi. Dengan postur tinggi dan kecepatan yang mumpuni dia akhirnya terpilih dari 1.300 orang yang mengikuti seleksi tersebut.
"Pertama kali di sana saya sempat tidak pede (percaya diri)," katanya. Sabeq merasa beruntung karena ayahnya yang juga bekas pemain di Persebaya pada era 1980-an terus menemaninya.
Saat bermain di Timnas U-17 asuhan pelatih Indra Syafri, Sabeq mendapat penghargaan sebagai pemain terbaik. Dia sekaligus menjadi top scorer dalam turnamen di Hong Kong tersebut.
Mahfudz mengatakan bakat anaknya itu sudah terlihat sejak kecil. Meskipun mereka tinggal di Dusun Krajan, Sempolan, Kecamatan Silo, sekitar 35 kilometer arah timur Kota Jember, anaknya tetap giat berlatih di lapangan kampung dan lapangan kecamatan. "Sekali-sekali saya ajak main atau nonton di stadion Jember," kata Mahfudz.
Sabeq mengakui kebiasaannya berlari di jalan-jalan kampung, melewati jalan setapak di kawasan pertanian dan perkebunan di kecamatan Silo itu membuat staminanya kuat. Walaupun latihan lari dilakukannya sambil bermain, atau tidak secara khusus karena hampir setiap hari dilakukan, dirasa memperkuat kekuatan kaki dan kecepatannya. "Waktu SD dan MTs kan sering main aduan layangan di sawah. Saya suka lari mengejar layangan putus," kata pengagum Christiano Ronaldo dan Andik Virmansyah itu.
MAHBUB DJUNAIDY