TEMPO.CO, Jakarta - Ketua Umum Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), Djohar Arifin Husin, menyambut baik kehadiran tim rekonsiliasi yang dibentuk Konfederasi Sepakbola Asia (AFC) untuk menyelesaikan sengkarut sepakbola Tanah Air. Kedatangan tim AFC tersebut dinilai Djohar merupakan bukti bahwa AFC sangat peduli dengan perkembangan sepakbola Indonesia.
“Itu bukti AFC sangat berkeberatan jika Indonesia diberikan sanksi dari sepakbola internasional. Kemarin, mereka (AFC) juga sudah berusaha ke Federasi Sepakbola Internasional (FIFA) agar tenggat penyelesaian masalah Indonesia diundur,” kata Djohar Arifin kepada Tempo, Jumat, 6 April 2012.
Tim rekonsiliasi yang bernama AFC Task Force itu sendiri terdiri dari Wakil Presiden AFC asal Malaysia, Tengku Abdullah Ibni Sultan Ahmad Shah, anggota Komite Eksekutif (Komeks) AFC yang juga anggota Komeks FIFA asal Thailand, Dato' Worawi Makudi, Sekretaris AFC, Alex Soosay, dan Ketua Asosiasi Anggota dan Hubungan Internasional, James Johnson.
“Mudah-mudahan saja kedatangan tim ini bisa membantu menyelesaikan masalah di Indonesia,” Djohar menuturkan.
Djohar menepis anggapan bahwa kedatangan tim AFC itu disebabkan oleh PSSI tidak becus menyelesaikan masalah internal. Justru, menurut Djohar, kedatangan tim AFC adalah bukti perhatian AFC yang memandang Indonesia sebagai pasar sepakbola yang berpengaruh di Asia. “Saya rasa mereka turun agar masalah di Indonesia segera usai, sehingga Indonesia terhindar dari pembahasan FIFA di kongres pada 24-25 Mei mendatang,” kata Djohar lagi.
Kubu PSSI versi La Nyalla Mattalitti melalui Media Officer PT Liga Indonesia Azwan Karim beberapa waktu lalu juga telah menyatakan kegembiraannya dengan kedatangan tim AFC. Azwan mengaku tidak takut karena organisasi pimpinan La Nyalla itu didukung lebih 2/3 anggota resmi PSSI.
Pembentukan AFC Task Force itu termaktub dalam surat AFC kepada Sekjen PSSI, Tri Goestoro, pada 4 April lalu. Dalam suratnya AFC menyebut bahwa pembenttukan tim itu merupakan tindak lanjut keputusan FIFA dalam rapat di Zurich, Swiss, akhir Maret lalu.
ARIE FIRDAUS