TEMPO.CO, Jakarta - Ketua tim Gugus Tugas (Task Force) bentukan Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Rita Subowo, menyangkal pernyataan Sekretaris Jenderal Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia, Halim Mahfudz, yang menyebutkan bahwa pembentukan tim Gugus Tugas justru akan memicu sanksi bagi Indonesia datang lebih cepat.
"Enggaklah. Kami justru membantu dia. Jangan diputar balik," kata Rita Subowo kepada Tempo, Kamis, 13 Desember 2012.
Sebelumnya, Halim dalam pesan pendeknya mengatakan bahwa Federasi Sepak Bola Internasional (FIFA) menilai pembentukan Gugus Tugas Kemenpora adalah hal yang mubazir. Pernyataan itu diutarakan Halim setelah bertemu Presiden FIFA Sepp Blatter, Sekretaris FIFA Jerome Valcke, dan Direktur Asosiasi Thierry Regenass di Hotel Ritz Carlton, Tokyo, Kamis pagi waktu setempat.
"FIFA ingin PSSI yang kuat dan berwibawa dalam mengatur sepak bola di Indonesia," kata Halim lagi.
Selain memenuhi undangan FIFA, kedatangan PSSI ke Tokyo juga bertujuan untuk melobi FIFA agar sanksi untuk Indonesia bisa ditunda. Dan FIFA pun, kata Halim, sejauh ini merespons dengan baik keinginan-keinginan PSSI itu.
FIFA pun disebut mengerti kekisruhan Kongres Luar Biasa yang dihelat PSSI di Palangkaraya, Kalimantan Tengah, pada 10 Desember lalu. Saat itu, PSSI terpaksa berkongres di lobi hotel setelah pihak kepolisian mencabut izin keramaian akibat Pelaksana tugas Menteri Pemuda dan Olahraga, Agung Laksono, tidak merekomendasikan kongres tersebut.
"Kami sudah jelaskan kejadiannya. termasuk soal Komite Penyelamat Sepak Bola Indonesia (KPSI) yang juga menggelar kongres di Jakarta pada waktu bersamaan. Semua dipahami Blatter," kata Halim lagi.
FIFA akan berkongres di Tokyo, Jepang, pada 14 Desember mendatang, dan disebut-sebut akan membahas kemungkinan sanksi bagi Indonesia. Jika dalam rapat tersebut FIFA akhirnya memutuskan sanksi, Indonesia kemungkinan besar tidak akan tampil dalam Kualifikasi Piala Asia 2015, yang akan dimulai pada Februari tahun depan.
ARIE FIRDAUS