TEMPO.CO, Amsterdam - Pelatih tim nasional Italia, Cesare Prandelli, tidak puas atas performa anak asuhnya, terutama Mario Balotelli dan Stephan El Shaarawy, ketika menghadapi Belanda. Kedua tim bermain imbang 1-1 dalam pertandingan persahabatan di Amsterdam ArenA, Kamis dinihari, 7 Februari 2013.
Tampil dengan formasi menyerang, 4-3-3, Prandelli menugaskan Balotelli, El Shaarawy, dan Antonio Candreva bermain di lini depan. Namun hasilnya mengecewakan. Italia tampil tertekan dan harus kebobolan pada menit ke-33 lewat aksi Jermain Lens.
Kebuntuan Italia berlanjut di paruh kedua. Hal tersebut memaksa Prandelli mengubah strategi. Selain menarik keluar Balotelli dan El Shaarawy, Prandelli juga mengganti formasi 4-3-3 menjadi 4-3-1-2. Hasilnya, Italia bisa mencetak gol di menit akhir pertandingan lewat Marco Verratti.
Secara khusus, Prandelli memberi masukan kepada Balotelli dan El Shaarawy. “Mereka harus terus bekerja sama. Mario memang tidak dalam kondisi yang baik, namun mereka memiliki masa depan yang cerah,” kata Prandelli.
Prandelli pun mengaku awalnya tidak ingin timnya kebobolan. Nyatanya, gawang Gianluigi Buffon harus kebobolan. Mantan allenatore Fiorentina itu pun mengutarakan lebih nyaman menggunakan formasi 4-3-1-2.
“Menggunakan sistem 4-3-3 hanya di waktu tertentu. Kami memerlukan banyak waktu untuk memperbaikinya. Kami perlu memiliki lebih banyak karakter karena kamu memiliki pemain dengan kualitas yang tepat,” tutur Prandelli.
FOOTBALL-ITALIA | ANTONIUS WISHNU
Baca juga
Spanyol Menang, Del Bosque Sanjung Tiga Debutan
Argentina Tekuk Swedia
Pengadilan Akan Ungkap Rekaman Luthfi-Suswono
Pengamat: Perang Dingin SBY-Anas Sudah Sejak Lama
Politikus PKS Minta KPK Periksa Boediono