TEMPO.CO, Jakarta - Rencana Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) mendatangkan wasit asing untuk beberapa pertandingan di Indonesia dikhawatirkan membuat pengeluaran PSSI lebih boros. Sebab, menurut anggota Komite Wasit, Jimmy Napitupulu, wasit-wasit asing memiliki kualitas yang tidak jauh berbeda dari wasit nasional, namun bayaran mereka lebih mahal.
"Sebaiknya dipertimbangkan," kata Jimmy melalui sambungan telepon, Jumat, 10 Mei 2013. "Lebih baik PSSI berfokus pada pembinaan wasit-wasit lokal."
Menurut Jimmy, wasit lokal yang belum berpengalaman perlu dibina dengan cara menggembleng mereka secara berjenjang. Dia menyarankan mereka (wasit) lebih dulu dijadikan pendamping sebelum memimpin pertandingan. Pendampingan dan penggemblengan secara berjenjang bisa menempa mental wasit, jelasnya.
Jimmy menambahkan, PSSI juga harus serius dalam meregenerasi wasit. "Dengan regenerasi yang baik, stok wasit akan semakin banyak. Setelah itu, PSSI bisa menyeleksi wasit," kata dia.
Rencana PSSI mendatangkan wasit asing diungkapkan anggota komite eksekutif PSSI yang membawahi komite wasit, Roberto Rouw, beberapa waktu lalu. Ide itu muncul setelah terjadi kasus pemukulan wasit oleh pemain Persiwa Wamena, Edison Pieter Rumaropen. Oleh Komisi Disiplin PSSI, Pieter dihukum larangan bertanding seumur hidup.
Pieter memukul wasit Muhaimin saat laga Pelita Bandung Raya melawan Persiwa Wamena di Stadion Jalak Harupat, Bandung, April lalu. Pieter tidak terima dengan keputusan Muhaimin memberi hadiah tendangan penalti kepada tuan rumah di menit ke-82. Seusai kejadian itu, Muhaimin menyatakan siap dievaluasi oleh komite wasit soal keputusannya.
GADI MAKITAN