TEMPO.CO, Paris - Parade gelar juara Ligue 1 Paris Saint-Germaine di kota Paris berakhir brutal ketika 30 orang terluka dalam bentrokan antara suporter dengan polisi di barat Paris, Senin, 13 Mei 2013. Tiga dari tiga puluh yang terluka itu adalah anggota polisi kota Paris.
"Dua puluh satu orang juga ditangkap untuk ditanyai lebih lanjut setelah melempar proyektil dan menyebabkan kerusakan umum," kata Kepala Polisi Paris Bernard Boucault dalam konferensi pers seperti ditulis Reuters. "Kami tidak meremehkan sarana yang dibutuhkan untuk mengatasi situasi ini. Sekitar 800 petugas polisi dipanggil. Semua korban tidak ada yang mengalami luka parah."
Beberapa dari mereka yang terlibat kerusuhan mengenakan jersey PSG dan naik ke panggung yang dibuat di Place du Trocadero sementara para pemain PSG memamerkan trofi Ligue 1, tidak jauh dari Menara Eiffel. "Panggung akan runtuh. Kita tidak bisa menyambut para pemain dalam kondisi seperti ini," kata pembawa acara parade.
Para pemain PSG kemudian dipaksa meninggalkan Place du Trocadero lebih cepat. Polisi anti-huruhara menembakkan gas air mata untuk coba membubarkan kerumunan massa. "Ada kembang api, flare dan sedikit gas air mata beterbangan," kata bek PSG Zoumana Camara kepada Whasington Times. "Tapi Anda bisa memahami sedikit karena mereka, para penggemar, telah menunggu gelar ini begitu lama."
Saat itu, 15.000 orang berkumpul di sekitaran Place du Trocadero untuk merayakan gelar liga pertama mereka setelah terakhir direbut pada 1994 silam. Beberapa halte bus hancur. PSG melalui situs resminya langsung membatalkan perayaan yang bakal digelar di sekitaran Sungai Seine.
Pada periode 1985-2010 kota Paris dan seluruh Prancis sempat diguncang oleh hooliganisme PSG. Dua tahun mereda, bayang-bayang kekerasan suporter sepak bola kembali muncul setelah kerusuan Place du Trocadore itu. "Tidak akan ada lagi perayaan di jalan-jalan Paris untuk PSG," kata Boucault. (LIhat Foto: Bentrok di Pesta PSG)
REUTERS | WHASINGTON TIMES | KHAIRUL ANAM
Topik Terhangat:
Teroris| Edsus FANS BOLA |Vitalia Sesha| Ahmad Fathanah| Perbudakan Buruh
Baca juga:
Manchester United Bidik Fabregas
Soal Masa Depan Valdes, Zubizarreta Angkat Bicara
Balotelli Jadi Korban Rasisme
Semen Padang Siap Menjamu SHB Da Nang