TEMPO.CO, Madrid - Pelatih Bayern Muenchen, Pep Guardiola, mengungkapkan bahwa kepergiannya dari Barcelona disebabkan dirinya sudah mencapai batas kelelahan. Hal ini tertulis dalam buku barunya berjudul Herr Pep yang ditulis jurnalis Marti Perarnau.
Dalam buku ini terungkap bahwa lengsernya Guardiola dari kursi pelatih Barca pada 2012 tak ada kaitan dengan hubungannya yang kurang baik dengan presiden klub saat itu, Sandro Rosell. Harian AS menyebutkan koresponden harian Catalan, Ara, di Jerman, Isaac Lluch, sudah membaca buku yang akan diterbitkan dalam bahasa Catalan dan Spanyol September mendatang itu.
Buku ini ditulis Perarnau setelah mendapat izin untuk menghabiskan 200 hari dalam setahun bersama Guardiola. "Tulis semua yang kamu lihat dan kritik semua yang kamu inginkan di dalam buku itu. Namun, saat musim kompetisi berlangsung, jangan tulis apa pun yang kamu lihat secara tertutup," kata Guardiola kepada Perarnau.
Lebih lanjut, Guardiola menjelaskan alasan di balik kepergiannya dari Barca. "Tidak benar bahwa saya pergi karena Rosell tak mendukung saya dalam renovasi skuad,” tutur Guardiola. "Saat itu saya berada pada batas kelelahan dan saya tak sama sekali tak yakin opsi apa yang bisa saya berikan buat tim. Saya tak meminta renovasi kembali skuad karena saya yang memutuskan pergi."
Mengenai kemungkinannya kembali ke Barcelona suatu saat nanti, Guardiola mengatakan, "Dengan cara klub tersebut dijalankan, hanya ada dua opsi: kita memegang kekuasaan atau kita tak memegang kekuasaan. Dan, bertentangan dengan keinginan saya, saya dipaksa untuk memilih berada di pihak mana."
Guardiola juga mengaku membenci tiki-taka. "Tanpa urutan dari 15 operan sebelumnya, sebuah transisi yang bagus antara pertahanan dan serangan adalah mustahil," katanya.
SOCCERNET | A. RIZAL