TEMPO.CO, Lamongan - Tim Persela Lamongan akhirnya lolos delapan besar Indonesian Super League (ISL) meskipun kalah dari Perseru Serui 1-3 di Stadion Surajaya, Jumat, 5 September 2014. Tim berjuluk Laskar Joko Tingkir itu tetap mendapatkan tiket ke delapan besar setelah PSM Makassar yang menjadi pesaing beratnya takluk 1-2 atas Mitra Kukar.
Berdasarkan pantauan Tempo di lapangan, para pemain Persela tidak bermain natural seperti biasa. Padahal Bijahil Chalwa bermain di depan ribuan pendukung setianya di Stadion Surajaya yang dikenal mendatangkan hoki bagi berjulukan Tim Biru Laut itu. Hal itu terlihat dari sejak kick off babak pertama. Tim asuhan Eduard Tjong ini tampil tak konsisten, sempat mengurung di lima menit babak pertama, striker Sordjan Lopicic ini sempat membahayakan kiper Perseru.
Serangan balik justru terjadi pada saat itu. Kedua striker dibantu empat gelandang serang Perseru ganti menyerang tim tuan rumah. Hasilnya, tendangan terukur dari kaki striker, Boumsong, berhasil menjebol gawang Persela, Choirul Huda, di menit ketujuh sehingga kedudukan berubah menjadi 0-1 untuk tim tamu.
Tertinggal 0-1 membuat Persela meningkatkan serangan. Tetapi, justru lini belakang tuan rumah rawan serangan. Terbukti, beberapa kali terjadi serangan berbahaya. Dan hasilnya, sebuah umpan dari pemain tengah berhasil dimanfaatkan oleh kaki pemain sayap kiri, Arthur Bonai. Bola kembali menggetarkan jala yang dikawal Choirul Huda di menit ke-17 dan keunggulan bagi tim tamu bertambah menjadi 0-2.
Kekalahan ini membuat tim tuan rumah justru cenderung emosional. Duet Bijahil dan Addison yang melakukan serangan tidak membuahkan hasil. Serangan balik dari pemain Perseru justru sukses menambah keunggulan melalui tendangan striker, Ali Khadafi, yang melakukan tendangan sudut di menit ke-21 sehingga skor menjadi 0-3 untuk keunggulan Perseru.
Satu-satunya gol balasan tercipta di menit ke-19. Sebuah tandukan Roman Golian yang memanfaatkan tendangan sudut Srdjan Lopicic berhasil menggetarkan gawang Perseru yang dijaga Teguh sehingga skor menjadi 1-3. Kedudukan ini pun bertahan hingga babak pertama selesai.
Namun, menjelang babak kedua, pertandingan sempat terhenti sekitar 30 menit. Penyebabnya, pemain Persela tidak puas atas kepemimpinan wasit Nusur Fadilah. Kondisi itu diperparah dengan insiden pelemparan botol air mineral oleh penonton yang meneriakkan wasit diganti. Akhirnya, diusulkan diganti oleh wasit cadangan Suyanto. Tetapi sepanjang 45 menit waktu normal babak kedua, kedua tim sama-sama tidak berhasil menambah gol. Hingga wasit meniupkan peluit tanda pertandingan berakhir, kedudukan tidak berubah.
Pelatih Kepala, Eduard Tjong, mengaku tidak puas dengan kekalahan ini. Tetapi, kabar kekalahan PSM Makassar yang merupakan tim pesaing dekatnya membuat tenang. "Kita kalah, tetapi kita masih beruntung, ujarnya pada Tempo seusai pertandingan. Pada pertandingan babak delapan besar, kata Eduar, timnya akan berjuang keras. Sementara Manager Persela, Yunan Ahmadi, hanya berkomentar singkat. "Masih untung," ujarnya.
Persela Lamongan menduduki posisi keempat klasemen Grup 2 untuk wilayah Indonesia Timur, di bawah Persebaya Persipura dan Mitra Kukar. Keempat tim papan atas grup akan mewakili grupnya di babak delapan besar.
SUJATMIKO