TEMPO.CO, Jakarta - Perseteruan antara Ronald Koeman dan Louis van Gaal sebenarnya bukan merupakan hal yang baru. Menurut Sjoerd Mossou, penulis olahraga yang terkenal di Belanda, perselisihan itu terjadi karena keduanya memiliki perbedaan. “Kepribadian keduanya sungguh-sungguh berbeda,” katanya. Baca: Di Luar Lapangan pun Van Gaal Tak Mau Kalah dari Koeman
Pendapat Mossou ini dibenarkan oleh Jimmy Floyd Hasselbaink, bekas pemain Chelsea yang pernah bekerja dengan dua orang itu di timnas Belanda. “Koeman adalah kebalikan dari Van Gaal,” katanya. “Van Gaal adalah seorang penganut sepak bola total football, tapi dia adalah orang yang sangat disiplin. Dia menginginkan pemainnya berlaku seperti keinginannya.”
Hal ini sangat berbeda dengan Koeman. “Koeman lebih rileks terhadap para pemainnya. Dia adalah manajer yang baik. Dia pun bisa bekerja dengan baik dengan pemain.”
Meski berbeda seperti siang dan malam atau langit dan bumi, toh, keduanya bisa bekerja sama dengan baik. Buktinya, pada 1998, ketika ditunjuk menjadi Manajer Barcelona, Van Gaal mengajak Koeman yang baru saja pensiun sebagai asistennya.
Saat itu meereka menjalani hari-hari yang indah sebenarnya. Mereka tinggal berdekatan dan sering kongko di luar kegiatan sepak bola. Istri mereka pun terbilang akrab.
Namun begitu, Van Gaal, seperti yang disebut Hasselbaink, adalah orang yang tegas dan sangat mengagungkan kedisplinan, termasuk dalam soal hierarki keduanya, bahwa dialah orang nomor satu di Barcelona dan Koeman adalah asistennya.
Masalah kemudian datang ketika Koeman ingin menjadi orang nomor satu di sana. Itu artinya, dia menabuh genderang perang terhadap Van Gaal. Sejak saat itulah hubungan di antara keduanya tidak lagi harmonis. Baca: Southampton Vs MU, Rivalitas Van Gaal-Koeman
Permusuhan itulah yang dibawa di Ajax. Saat Koeman menjadi manajer klub itu, Van Gaal menjadi direktur teknik. "Van Gaal bertindak melebihi batas dan mencampuri pekerjaan seorang manajer," begitu tudingan Koeman terhadap seniornya itu.
Namun, Van Gaal punya pendapat lain. Koeman dia sebut sebagai orang lemah yang harus dibimbing. Van Gaal akhirnya terpental dari Ajax. Permusuhan pun makin parah. Ketika Koeman menjadi Manajer AZ Alkmaar pada 2009, Van Gaal menyebutkan Koeman sebenarnya merupakan pelatih pilihan ketiga.
Itu sebabnya, meski kini nyala permusuhan mereka meredup, Sjoerd Mossou tak bisa menjamin bahwa sumbu rivalitas itu tak bisa berpijar lagi suatu waktu. Baca: Southampton Vs MU, Rivalitas Van Gaal-Koeman
TELEGRAPH|IB
Berita Terpopuler:
Setelah Ical, Agung Laksono Jadi Ketua Umum Golkar
Ahok Terancam Tak Digaji Enam Bulan
Kapal Ditenggelamkan, Jokowi : Bukan Pencitraan
TNI AL: Kapal yang Ditenggelamkan Bukan Rongsokan