TEMPO.CO, Bandung - Pelatih Persib Bandung, Djadjang Nurdjaman menyayangkan terkait penundaan sementara Liga Super Indonesia (LSI) yang kini berganti nama menjadi Qatar National Bank (QNB) League hingga 25 April 2015 mendatang.
“Kompetisi ditunda menjadi polemic. Mungkin secara keseluruhan, kami menyayangkan,” kata Djanur, sapaan akrab Djadjang, seusai latihan di lapangan Pusat Pendidikan Polisi Militer (Pusdikpom), Cimahi, pada Sabtu, 11 April 2015.
Menurut Djadjang, penundaan kompetisi QNB-League 2015 disinyalir bisa menyebabkan FIFA sebagai badan sepak bola tertinggi akan memberikan sanksi bagi liga di Indonesia. Dia berharap agar kisruh antara Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) dan Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), yang notabene beradadi bawah naungan Menteri Pemuda Olahraga bisa segera diselesaikan.
“Banyak yang khawatir. Kami berharapan mereka legowo untuk mencari solusi yang terbaik karena kompetisi ini harus tetap berjalan,” ujar pelatih yang berhasil membawa Persib Bandung menjuarai ISL musim lalu itu. Djadjang optimistis PSSI dan BOPI bisa menyelesaikan masalah yang menimpa persepakbolaan Indonesia saat ini.
Kisruh berawal ketika PSSI tetap menyertakan Arema Cronus dan Persibaya untuk mengikuti QNB League 2015. Padahal, kedua tim itu tidak mendapat rekomendasi dari BOPI karena tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan BOPI untuk mengikuti kompetisi sepak bola tertinggi di Indonesia itu.
Ditundanya kompetisi QNB League yang dimulai pada 12 April 2015 itu, menurut Djadjang, sebenarnya cukup menguntungkan skuad Persib Bandung, mengingat ketatnya jadwal pertandingan yang harus dihadapi Persib Bandung, baik di ajang AFC Cup maupun QNB League.
“Mungkin untuk penundaan ini buat kami cukup menguntungkan dan agak sedikit leluasa, karena kami harus menjalani pertandingan keluar (AFC Cup),” kata Djajang.
AMINUDIN