TEMPO.CO, Makassar – Direktur Persatuan Sepak Bola Makassar Sumirlan mengemukakan bahwa dalam waktu dekat ini 17 klub sepak bola di Indonesia akan menggelar pertemuan untuk merancang langkah lanjutan seiring dengan belum selesainya konflik sepak bola Tanah Air. Semua klub tersebut telah sepakat tidak akan mengikuti langkah tim transisi bentukan Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi. “Saya sudah konfirmasi, kita akan melakukan pertemuan,” ujarnya, Kamis, 4 Juni 2015.
Selain itu, menurut Sumirlan, pihaknya akan mengajukan usul menggelar kongres luar biasa untuk memilih Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia yang baru. Menurut dia, Ketua Umum PSSI saat ini, La Nyalla Mahmud Mattalitti, tidak disukai oleh Menteri Olahraga, sehingga berujung pembekuan PSSI dan penjatuhan sanksi oleh FIFA. "Yang tidak disukai Menpora hanya La Nyalla. Andaikan ketua PSSI bukan dia, pasti kisruh itu tidak terjadi," tutur pemain PSM era 1990-an ini.
Mantan Presiden Direktur PT Liga Indonesia, Andi Darussalam Tabusalla, juga telah menyampaikan usul agar Menteri Olahraga duduk bersama PSSI guna mencari solusi. “Saya kira langkah Presiden Jokowi sudah baik, menyuruh Menpora dan PSSI bertemu,” katanya seusai rapat di kantor Gubernur Sulawesi Selatan, Kamis, 4 Juni 2015.
Menurut Andi, jika ingin duduk bersama PSSI, Menteri Nahrawi harus berkoordinasi dengan Ketua Umum La Nyalla, kemudian memanggil komisaris PSSI. Dengan berdiskusi, Kementerian Olahraga dan PSSI bisa berbagi tugas agar konflik segera selesai. "Kalau begitu kan Menpora bisa diterima,” katanya.
Tim transisi bentukan pemerintah, menurut Andi, dibentuk hanya untuk mengambil alih kepengurusan PSSI. Padahal hal itu tidak bisa dilakukan meskipun Menteri Nahrawi berencana melaksanakan kongres luar biasa. "Statuta PSSI itu sudah mengatakan tidak mungkin ada kongres luar biasa kalau bukan komisaris yang melakukan atau permintaan dua pertiga anggota."
Andi mengatakan pembekuan PSSI mempengaruhi pemain, klub, tim nasional, dan wasit. "Kalau memang ada yang salah di dalam organisasi, oknumnya dong ditangkap, bukan organisasinya," katanya.
Dampak sanksi yang dikenakan terhadap Indonesia ini antara lain tiga wasit futsal ditolak mengikuti pelatihan. Sekarang Indonesia resmi dikeluarkan dari keanggotaan AFC, sehingga tidak boleh mengikuti laga pra-Piala Dunia 2018. "Saya sedih sekali melihat ini. Harus ada lobi atau penengah untuk menyelesaikan kisruh persepakbolaan ini," ucap Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia Sulawesi Selatan ini.
DIDIT HARIYADI | IIN NURFAHRAENI DEWI PUTRI | HARUN MAHBUB
VIDEO TERKAIT: