TEMPO.CO, Jakarta - “Terima kasih telah menjadi simbol yang terbaik dalam sejarah kami. Kami tak akan pernah lupa bahwa Anda adalah jantung Real Madrid,” demikian situs Real Madrid memberi salam perpisahan yang manis atas hengkangnya Iker Casillas ke klub asal Portugal, FC Porto, Ahad dinihari lalu.
Kiper berusia 34 tahun tersebut akhirnya meninggalkan klub yang sudah dibelanya selama 25 tahun terakhir. Casillas, yang didapuk sebagai kapten tim, pergi dengan segudang prestasi, di antaranya lima trofi Liga Spanyol, dua Copa del Rey, serta tiga gelar Liga Champions. Dia juga lima kali dinobatkan sebagai kiper terbaik dunia.
Salam perpisahan mengisyaratkan bahwa Los Blancos begitu kehilangan sosok seorang Casillas. Bahkan, klub yang kini diasuh Rafael Benitez itu berani menyebut Casillas sebagai “Kiper terbesar dalam sejarah klub dan dalam sejarah sepak bola Spanyol.”
Baca juga:
Akun Akseyna UI Hidup Lagi, Polisi: Ini Petunjuk Baru !
Inul Bagi THR Rp 2 Miliar, Zaskia Gotik? Ini Jumlahnya
Di luar tingginya pujian untuk Casillas, penyebab ihwal hengkangnya sang kapten masih menjadi pertanyaan besar di kalangan pencinta bola. Apalagi pria kelahiran Mostoles, Spanyol, itu begitu tergesa-gesa meninggalkan Santiago Bernabeu. Padahal, dia masih memiliki waktu dua tahun sebelum kontraknya habis.
Kondisi itu jelas berbeda dengan cuitan Casillas di Twitter beberapa waktu lalu. Ia menyatakan tak mau melepas posisinya di Madrid. “Pengalaman selama 25 tahun mengajari saya bahwa, jika Anda menginginkan sesuatu, Anda harus memperjuangkannya dengan sepenuh hati.”
Isu menjadi bola liar setelah muncul kabar bahwa Madrid-lah yang berusaha menendang sang kapten. AS mengutip sumber informasi yang menyebutkan klub bersedia menalangi sisa pembayaran kontraknya selama dua tahun terakhir, yakni Rp 126 miliar, asalkan Casillas meninggalkan kursi nyamannya sebagai kiper dan kapten.
“Ada kesepakatan antara Porto dan Casillas, dan dia senang atas itu,” ucap Santos Marquez, agen Casillas, berusaha membuat teka-teki yang lebih positif.
Kendati demikian, Marquez tak bisa mengunci mulut orang tua Casillas, Jose Luis dan Mari Carmen. Dalam sebuah wawancara dengan El Mundo, harian Spanyol, mereka membeberkan derita anaknya di bawah tekanan psikologis Florentino Perez, Presiden Madrid.
Selanjutnya: Ada kampanye "fitnah" untuk Casillas