TEMPO.CO, Makassar - Para pemain Mitra Kukar tak bisa keluar dari Stadion Mattoangin setelah pertandingan melawan PSM Makassar dalam lanjutan leg kedua babak delapan besar Piala Presiden di Stadion Mattoangin, Makassar, Sabtu, 26 September 2015. Pasalnya, amukan para suporter PSM tak bisa terhindarkan setelah Syamsul Chaeruddin cs tak lolos ke babak selanjutnya.
Semenjak pertandingan 90 menit usai, para pemain dan ofisial Mitra Kukar hanya berdiam di bangku cadangan, yang dijaga puluhan polisi. Hampir sejam terkurung dalam stadion, anggota Brimob langsung menurunkan dua kendaraan Baracuda, yang digunakan untuk menjemput para pemain Mitra Kukar. Dengan mobil tersebut, para pemain dan ofisial Mitra Kukar langsung diangkut keluar dari lokasi stadion.
Selama evakuasi, mereka tak lepas dari teror. Para suporter PSM Makassar terus melempari para pemain Mitra Kukar hingga naik ke dalam mobil tersebut. Selain ribuan suporter, para pemain juga sempat adu jotos dalam lapangan, usai pertandingan. Sempat terjadi kejar-kejaran antarpemain di dalam lapangan.
Kondisi mulai memanas sejak 20 menit menjelang pertandingan usai. Kala itu Kurniawan Karman dijatuhkan di dalam kotak penalti, tapi wasit Bahrul Ulum tak membunyikan sempritan tanda pelanggaran. Ribuan suporter mulai melempari botol Aqua ke dalam lapangan. Akibatnya, puluhan anggota polisi langsung melepaskan gas air mata ke arah suporter.
"Ada kejanggalan memang ini wasit dalam memimpin pertandingan," kata Direktur Klub PSM Sumirlan setelah pertandingan, Sabtu malam, 26 September 2015.
Ia mengaku bahwa keributan yang terjadi akibat buruknya kepemimpinan wasit, yang dinilai lebih berpihak ke Mitra Kukar. "Bukti nyata harusnya PSM mendapatkan pinalti tapi wasit membiarkan saja," ucap dia. Dan penghinaan yang dilakukan terhadap pemain PSM juga memicu terjadi keributan.
"Kami terpaksa protes ke Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia dan Mahaka. Karena sepertinya PSM tidak diinginkan lolos ke semifinal," kata Sumirlan. "Dan malam ini tim PSM bubar sementara waktu, sambil menunggu rapat manajemen."
Selain itu, lanjut dia, pihaknya juga mohon maaf atas semuanya, apalagi PSM gagal meloloskan diri ke semifinal.
DIDIT HARIYADI