Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Banding, Sanksi Blatter dan Platini Dikurangi Jadi 6 Tahun

image-gnews
Presiden UEFA, Michel Platini bersalaman dengan Presiden FIFA Sepp Blatter, setelah terpilih kembali dalam pemilihan presiden FIFA fi Zurich, Swiss, 29 Mei 2015.    REUTERS/Arnd Wiegmann
Presiden UEFA, Michel Platini bersalaman dengan Presiden FIFA Sepp Blatter, setelah terpilih kembali dalam pemilihan presiden FIFA fi Zurich, Swiss, 29 Mei 2015. REUTERS/Arnd Wiegmann
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Komite banding FIFA, Rabu, mengurangi skors terhadap Sepp Blatter dan Michel Platini menjadi enam tahun, namun mempertahankan bahwa kedua orang itu bersalah melanggar etika.

Hasil banding ini diumumkan saat Sekretaris Jenderal UEFA, Gianni Infantino, dan pemimpin sepak bola Sheikh Salman bin Ebrahim Al Khalifa meruncingkan rivalitas mereka untuk mengambil alih posisi pemimpin di badan sepak bola dunia yang dihantam skandal ini, dalam pengambilan suara pada Jumat.

Skors terhadap Blatter, presiden FIFA selama 17 tahun, dan presiden UEFA Platini dikurangi dari delapan tahun menjadi enam tahun oleh komite banding.

Keduanya dinyatakan bersalah akibat adanya konflik kepentingan, ketika Blatter menerima pembayaran senilai dua juta euro dari Platini pada 2011 untuk pekerjaan konsultasi tanpa kontrak yang telah selesai satu dekade sebelumnya.

Legenda sepak bola Prancis Platini difavoritkan untuk mengambil alih jabatan Blatter, namun skors yang dijatuhkan menghancurkan harapannya.

"Banding Tuan Platini dan Tuan Blatter telah diselesaikan," kata komite etik dalam pernyataannya.

Namun pihaknya menentukan bahwa pengadilan etika FIFA tidak memperhitungkan "faktor-faktor pengurang yang kuat" ketika menentukan sanksi delapan tahun.

"Komite banding mempertimbangkan bahwa aktivitas-aktivitas Tuan Platini dan Tuan Blatter dan jasa-jasa yang telah mereka berikan kepada FIFA, UEFA, dan sepak bola secara umum selama bertahun-tahun semestinya menjadi pengakuan yang layak sebagai faktor pengurang."

Blatter dan Platini kembali membayang-bayangi upaya baru FIFA untuk membalikkan halaman dari masa lalu yang tercoreng skandal pada pemilihan Jumat.

Polisi menyerbu kongres FIFA pada Mei silam sebelum Blatter terpilih untuk masa jabatan kelimanya. Ia mengumumkan bahwa dirinya akan mengundurkan diri empat hari kemudian.

Kini 39 pejabat dan eksekutif sepak bola menghadapi dakwaan di AS terkait lebih dari 200 juta dolar dalam pembayaran penyuapan untuk kesepakatan-kesepakatan sepak bol.

Dengan absennya Platini, Infantino dan Salman, presiden Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) memimpin lima kandidat pada persaingan untuk menjadi presiden baru.

Pertarungan terlihat begitu ketat pada fase-fase akhir. Namun pemilihan menghadirkan drama baru ketika Pangeran Ali bin Al Hussein menemui Pengadilan Arbitrase untuk Olahraga (CAS) pada Senin, dalam upayanya meminta FIFA menerapkan bilik pengambilan suara yang transparan.

Para pengacara sang pangeran telah berkata bahwa pengambilan suara berpeluang ditunda.

CAS mengatakan permintaan pangeran Yordania itu, yang merupakan mantan wakil presiden FIFA, telah "ditolak."

Dan Pangeran Ali, yang mengeluarkan dana pribadi untuk pengadaan bilik suara transparan untuk dikirim ke Zurich, mundur dari upaya untuk menunda pemilihan.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

"Satu-satunya aspek positif dari peraturan hari ini adalah bahwa sekarang pemilihan akan berlangsung sesuai yang direncanakan, dan media akan mengamatinya secara cermat untuk bukti apapun bahwa seseorang memfoto surat suara mereka," kata sang pengeran dalam pernyataannya.

Surat suara FIFA semestinya besifat rahasia namun Pangeran Ali dan kandidat lain. Jerome Champagne, mantan eksekutif FIFA, telah menaikkan kecurigaan bahwa sebagian delegasi akan memfoto surat suara mereka sebagai bukti mereka menepati janjinya untuk mendukung salah satu kandidat.

AFC, dengan 47 suara, dan 54 anggota Konfederasi Sepak Bola Afrika (CAF) menyatakan pihaknya akan mendukung Sheikh Salman, anggota senior keluarga kerajaan Bahrain berusia 50 tahun.

Namun sambil memulai lobi-lobi terakhir di Zurich, Infantino mengatakan kepada AFP bahwa ia meyakini dirinya telah mendapatkan suara dari kubu Afrika. Infantino telah melakukan kunjungan ke Afrika sebelum menghadapi kongres.

"Saya percaya diri dan saya memiliki alasan untuk semakin percaya diri," kata Infantino. "Diskusi-diskusi yang telah saya lakukan dengan para presiden federasi Afrika sangat meyakinkan."

Infantino mengatakan ia memiliki program reformasi dengan "proposal-proposal yang sangat kongkret, khususnya untuk Afrika."

Infantino telah menjanjikan pendanaan lebih kepada 209 anggota FIFA menjadi lima juta dolar setiap empat tahun, dari sekarang yang berjumlah dua juta dolar AS.

Para rival termasuk Sheikh Salman mengatakan rencananya itu dapat membuat FIFA bangkrut.

Sheikh Salman dengan tegas menolak klaim-klaim yang dikeluarkan parlemen Britania pada Selasa oleh pembuat undang-undang Damian Collins, bahwa dirinya terlibat skandal "pembelian suara" ketika terpilih sebagai ketua AFC pada 2013.

Collins, anggota Partai Konservatif yang sedang berkuasa di Britania dan berkampanye untuk pemerintahan yang lebih baik dalam olahraga, mengatakan terdapat "dasar dugaan yang kuat untuk mencurigai" bahwa delegasi Republik Kirgistan memberikan suara di pemilihan AFC kepada Sheikh Salman karena meyakini bahwa mereka akan mendapatkan "dukungan keuangan yang signifikan" untuk proyek-proyek sepak bola dari Dewan Olimpiade Asia (OCA). OCA dipimpin sekutu sang sheikh.

"Sheikh Salman tidak dan tidak mengetahui apapun mengenai bujukanpenawaran, atau pembayaran apapun yang dilakukan oleh OCA terhadap asosiasi sepak bola manapun dan tentu saja tidak ada bukti yang ada untuk memperlihatkan kasus ini."

Sang sheikh juga menepis tudingan-tudingan adanya pelecehan terhadap hak asasi manusia pada protes-protes pro demokrasi di Bahrain pada 2011.

Meski hasil pada pemilihan Jumat masih meragukan, sang sheikh mendapat pukulan baru ketika komite eksekutif FIFA merekomendasikan, Rabu, Indonesia dan Kuwait tidak dapat mengikuti pengambilan suara pada Jumat. Keduanya diskors FIFA karena intervensi pemerintah di sepak bola.

ANTARA

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

8 Juni 2022

Presiden FIFA Sepp Blatter dilempari uang pecahan dolar A.S. oleh komedian Lee Nelson saat konferensi pers di markas FIFA, Zurich, Swis, 20 Juli 2015. Tahun 2015 diwarnai dengan berbagai peristiwa olahraga dunia yang tak terlupakan.  REUTERS/Arnd Wiegmann
Korupsi di FIFA, Sepp Blatter dan Michel Platini Mulai Disidang

Mantan Presiden FIFA Sepp Blatter dan mantan Presiden UEFA Michel Platini dijadwalkan menghadiri persidangan di pengadilan Swiss, Rabu, 8 Juni 2022.


Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

3 Agustus 2020

Presiden FIFA, Gianni Infantino. (AP/Michael Probst)
Tanggapan FIFA Setelah Presiden Mereka, Gianni Infantino, Diselidiki Jaksa Swiss

Badan sepak bola dunia FIFA menyatakan pihak berwenang Swiss tidak mempunyai alasan untuk meluncurkan penyelidikan kriminal atas Gianni Infantino.


Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

26 Mei 2020

Kantor FIFA di Zurich, Swiss. (beinsports.com)
Kasus Pelecehan Seks, FIFA Skors Presiden Sepak Bola Haiti

Badan sepak bola dunia (FIFA) menskors presiden federasi sepak bola Haiti Yves Jean-Bart terkait kasus pelecehan seks.


Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

8 April 2020

Penjaga gawang timnas Prancis, Hugo Lloris, mengajak dua putrinya untuk mencium trofi Piala Dunia yang telah diraih timnya setelah mengalahkan Kroasia dalam final Piala Dunia 2018 di Luzhniki Stadium, Moskow, Rusia, 15 Juli. (AP Photo/Matthias Schrader)
Rusia dan Qatar Bantah Isu Suap di Piala Dunia 2018 dan 2022

Rusia dan Qatar membantah isu bahwa mereka melakukan suap untuk menjadi tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.


Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

7 April 2020

Sepp Blatter berjalan meninggalkan ruang jumpa pers di markas FIFA di Zurich, Swiss, 3 Juni 2015. Blatter mundur setelah badan sepak bola dunia tersebut diguncang skandal korupsi. VALERIANO DI DOMENICO/AFP/Getty Images
Skandal Suap FIFA Untuk Piala Dunia 2018 dan 2022 Terkuak Lagi

Empat mantan anggota Komite Eksekutif FIFA disebut menerima suap hingga jutaan dolar Amerika untuk pemilihan tuan rumah Piala Dunia 2018 dan 2022.


Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

31 Juli 2018

Suasana stadion Internasional Khalifa di  Doha, Qatar, 18 Mei 2017. REUTERS/Ibraheem Al Omari/File Photo
Piala Dunia 2022, Ini Kecurangan yang Dituduhkan ke Qatar

Tim pencalonan Qatar sebagai tuan rumah Piala Dunia 2022 dituduh menggunakan cara-cara kotor untuk menang.


Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

27 Maret 2018

Pemain Inggris, Jesse Lingard, mencetak gol ke gawang Belanda dalam laga persahabatan menjelang Piala Dunia 2018, 23 Maret 2018. REUTERS/Michael Kooren
Boikot Bertambah Mendekati Pembukaan, Piala Dunia 2018 Batal?

Negara-negara yang menyatakan akan melakukan boikot bertambah ketika Piala Dunia 2018 tinggal tiga bulan lagi.


Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

19 Maret 2018

Diego Armando Maradona (kedua kanan) dan Presiden FIFA, Gianni Infantino berfoto bersama usai mengikuti turnamen FIFA Legends menjelang upacara penghargaan FIFA di Zurich, Swiss, 9 Januari 2017. REUTERS/Arnd Wiegmann
Presiden FIFA: Piala Dunia 2018 Tak Akan Jadi Ajang Perang

Presiden FIFA Gianni Infantino menegaskan kecemasan terhadap potensi bentrok suporter Rusia dan Inggris tak akan terjadi di Piala Dunia 2018.


FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

13 Februari 2018

Aksi demo warga Chehnya saat memberikan dukungan untuk pemimpin mereka, Ramzan Kadyrov dan Presiden Rusia Vladimir Putin, di Grozny, Chechnya, 22 Januari 2016. Dok
FIFA Didesak Batalkan Chechnya sebagai Markas Timnas Mesir

Keputusan FIFA untuk mengijinkan ibukota Chechnya, Grozny, sebagai markas Timnas Mesir mengundang protes.


Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

3 Februari 2018

Pemain timnas Jepang, Yuya Osako berebut bola dengan pemain timnas Arab Saudi, Osama Hawsawi dalam laga kualifikasi Piala Dunia 2018 di Saitama Stadium, Jepang, 15 November 2016. Dengan kemenangan ini, Jepang sementara menempel Arab Saudi di puncak klasemen dengan sama-sama mengumpulkan 10 poin. REUTERS/Toru Hanai
Piala Dunia 2018: Peluang Arab Saudi di Mata Sami Al-Jaber

Sami Al-Jaber bangga tim Arab Saudi bisa bermain pada partai pembukaan Piala Dunia 2018.