TEMPO.CO, Jakarta - Kekalahan Liverpool atas Sevilla dalam final Liga Europa pada Kamis dinihari tadi terasa sangat menyakitkan. Liverpool sempat unggul 1-0 pada babak pertama sebelum akhirnya dibantai 3-1 pada akhir pertandingan.
Media Spanyol, AS, menilai hasil itu mungkin akan berbeda jika Liverpool mampu unggul 3-0 pada babak pertama. Tim asuhan Juergen Klopp tersebut dianggap berhak mendapatkan dua penalti pada babak pertama. Sayangnya, wasit Jonas Eriksson asal Swedia—yang memimpin laga—tak cukup jeli melihat dua aksi handball pemain belakang Sevilla.
Liverpool seharusnya bisa unggul cepat pada menit ke-12. Bek Sevilla, Daniel Carricio, menghadang umpan Phillipe Coutinho kepada Daniel Sturridge dengan tangannya di kotak penalti. Sayangnya, protes pemain Liverpool tak didengarkan oleh Eriksson.
Lima menit setelah gol Daniel Sturridge yang membawa Liverpool unggul, Eriksson kembali membuat keputusan kontroversial. Dia tak memberikan penalti kepada Liverpool. Padahal gelandang bertahan Sevilla, Grzegorz Krychowiak, melakukan handball di kotak penalti setelah menahan bola dari Roberto Firmniho. Lagi-lagi Eriksson tak mengindahkan protes para pemain The Reds.
Selain dua penalti yang tak diberikan itu, Eriksson dinilai mengeluarkan sejumlah keputusan kontroversial. Di antaranya ketika gol sundulan Dejan Lovren pada menit ke-38 tak disahkan karena Daniel Sturridge terperangkap offside.
Baca Juga:
Keputusan itu sempat membuat para pemain Liverpool kembali mengajukan protes karena menilai, meskipun Sturridge tak berada di depan gawang, bola sundulan Lovren pasti akan masuk. Namun kali ini Eriksson benar. Dalam tayangan ulang, Sturridge terlihat aktif saat mencoba menyambut bola sundulan itu. Jika Sturridge pasif, mungkin saja gol itu akan disahkan.
AS | FEBRIYAN