TEMPO.CO, Manchester - Sepuluh tahun berlalu, Joe Hart, 29 tahun, tak tergantikan posisinya sebagai kiper utama Manchester City. Namun kedatangan Pep Guardiola mengubah segalanya. Dalam pertandingan pembuka Liga Primer Inggris melawan Sunderland, Sabtu, 13 Agustus 2016, dia hanya duduk melongo di bangku cadangan menyaksikan si kepala gundul Willy Caballero menjaga gawang. Guardiola pun tahu isi hati Joe Hart, “Ya, saya tahu, dia tidak senang.”
Bukan karena sama-sama gundul lantas Pep lebih mempercayai Caballero. Kiper asal Argentina itu dipandang lebih cocok dengan tipe penjaga gawang idamannya. Kiper berumur 33 tahun itu tidak hanya bisa menjaga gawangnya dari ancaman kebobolan, tapi juga mengalirkan bola ke depan dengan baik. Kaki dan tangannya bisa memberi bola kepada gelandang, bahkan striker di daerah lawan.
Meski beda kualitas, kemampuan Caballero mirip dengan Manuel Neuer dan Victor Valdes—dua kiper di dua bekas klub Pep, Bayern Muenchen dan Barcelona. Apes buat Joe Hart, justru pada titik yang diinginkan Pep itulah letak kelemahannya. Hart benar-benar tipe kiper murni: mahir mengalihkan arus bola yang datang ke gawangnya. Di benak Pep, ada beberapa kiper yang memenuhi kriteria yang diinginkannya. Mereka adalah Marc-Andre ter Stegen dan Claudio Bravo—dua kiper di Barcelona—dan kiper Sporting Lisbon, Rui Patricio.
Nah, sambil menunggu mendapatkan kiper baru, Guardiola dipastikan akan memilih Caballero dalam beberapa pertandingan berikutnya. Termasuk saat City bertandang ke Bucharest, Rumania, untuk menghadapi pertandingan leg pertama play-off Liga Champions melawan Steaua Bucharest, Rabu, 17 Agustus 2016.
Bila itu benar-benar terjadi, status Hart saat ini seperti telur di ujung tanduk. Dia menjalani hari-hari berat sebagai orang terbuang. Media di Inggris pun menyebutkan bahwa Hart merasa kariernya di Etihad telah berakhir. City bahkan dikabarkan telah membuka pintu bagi tawaran yang masuk untuknya. Hart, yang masih memiliki sisa kontrak tiga tahun, bisa dibawa pergi dengan penawaran 20 juta pound sterling.
Kabarnya, Everton—yang kehilangan John Howard—tertarik mendatangkan kiper ini. Tapi mereka rada keberatan dengan gajinya yang mencapai 135 ribu pound per pekan. Gaji itu yang tertinggi di dunia untuk seorang kiper.
Lalu, apa yang akan dilakukan Hart? Masih ada celah, sebenarnya. Pep pun memberikan bocoran. “Keputusan ini kelak bisa saja berubah, tapi juga tidak. Setiap pemain harus bisa meyakinkan saya,” katanya.
Nah, kalau mau, Hart bisa segera berlatih menjadi kiper yang sesuai dengan dambaan Pep. Tapi, bila memang tak punya insting bagus dalam mengoper bola ke pemain depan, Hart hanya bisa berada di bangku cadangan menanti Caballero tak bisa dimainkan.
Jelas tak mudah. Caballero tak mau posisinya tergantikan. “Situasi yang berat untuk saya, Joe, dan pendukung klub, tapi saat ini saya memikirkan dan menikmati kesempatan ini.” Di Stadionul Steaua dinihari nanti, bila tak ada keajaiban, bisa jadi Joe Hart hanya akan duduk di bangku cadangan.
GUARDIAN | SKYSPORTS | DAILYMAIL | IRFAN BUDIMAN