TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Pemuda dan Olahraga Imam Nahrawi menyampaikan duka yang dalam terhadap meninggalnya mantan Ketua Umum PSSI era 1964-1967, Maulwi Saelan. Mantan pemain timnas dan juga mantan ajudan Presiden Soekarno itu menghembuskan nafas terakhirnya di Rumah Sakit Pertamina, Jakarta, Senin, 10 Oktober 2016.
"Kami berduka cita mendalam atas wafatnya tokoh sepak bola Maulwi Saelan. Semoga almarhum khusnul khotimah dan keluarga yang ditinggal sabar dan ikhlas melepas kepergiannya," kata Imam melalui WhatsApp, Senin malam, 10 Oktober 2016.
Menpora mengimbau kepada insan sepak bola tanah air untuk meneruskan perjuangannya. Ia juga meminta kepada seluruh masyarakat untuk meneladani kesungguhan dan dedikasi Maulwi dalam prestasi sepak bola tanah air.
Juru bicara Kementerian Pemuda dan Olahraga Gatot S. Dewa Broto menilai belum ada yang menandingi kualitas Maulwi dalam sepak bola. Ia mengatakan Indonesia kehilangan orang yang berdedikasi tinggi. "Beliau benar-benar legend," katanya, Senin, 10 Oktober 2016.
Maulwi meninggal pada usia 90 tahun. Sebelum meninggal di Rumah Sakit Pusat Pertamina, Maulwi Saelan sempat mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Pondok Indah kurang lebih tiga pekan dan kondisinya sempat membaik. Namun, kondisinya kembali menurun dan dibawa ke ICU Rumah Sakit Pertamina.
Berdasarkan data yang dilansir oleh tim media PSSI, Maulwi Saelan meninggal dunia di Rumah Sakit Pusat Pertamina pukul 18.30 WIB. Ajudan presiden pertama RI ini rencananya akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata Jakarta Selatan, Selasa, 11 Oktober 2016.
Selama berkarir di dunia sepak bola, pria kelahiran Makassar 8 Agustus 1926 ini telah mengharumkan nama Indonesia dikancah internasional. Bahkan, pria yang juga mantan ajudan Presiden Soekarno itu bermain luar biasa saat mengawal gawang Timnas Merah Putih di Olimpiade Melbourne 1956.
Saat itu, Maulwi Saelan sukses menahan gempuran pemain Uni Soviet sehingga timnas mampu menahan imbang 0-0. Padahal, Uni Soviet saat itu merupakan salah satu tim terkuat di dunia saat itu. Prestasi tersebut bisa dikatakan fenomenal dan hingga saat ini belum mampu diimbangi oleh timnas saat ini.
MAYA AYU PUSPITASARI | ANTARA