Selepas ditinggal Gonzalo Higuain, klub yang diasuh Maurizio Sarri ini mencatat rekor yang tak bagus. Dalam enam kali main, mereka baru mencetak satu kemenangan.
Malah di pertandingan terakhir, Senin lalu, mereka gagal meraup angka tiga setelah Sassuolo mencetak gol di menit-menit akhir.
Nah kondisi ini, ditambah kemenangan atas Fiorentina, tetap menjadi bekal bagus saat bertandang ke San Paolo untuk meladeni Napoli di pertandingan pekan ke-15.
San Paolo bukan tempat yang asing buat Pioli. Pada musim lalu, saat masih menangani Lazio, dua kali dia dibantai. Salah satunya dengan kekalahan telak, 0-5. Namun publik San Paolo juga tidak akan melupakan kiprah lelaki berumur 51 tahun itu.
Pada musim 2014/2015, dalam pertandingan yang menentukan, Lazio menundukkan Napoli 4-2, yang juga berarti pupus harapan mereka untuk tampil di Liga Champions musim berikutnya.
Pada musim yang sama pula, di tangan Pioli pula Napoli tersingkir di Copa Italia. Lazio menundukkan mereka 1-0 di babak semifinal. Semua terjadi di San Paolo.
Menghadapi laga melawan Inter Milan, Maurizio Sarri dilaporkan tak mau pemainnya bermain setengah-setengah. Dalam latihan yang berlangsung 45 menit itu, bahkan dengan lantang dia menantang para pemainnya untuk tampil lebih berani.
“Kita tidak dalam keadaan krisis. Tapi kita harus lebih berani dan lebih menyerang,” kata dia kepada para pemainnya saat berlatih Rabu lalu.
Ngotot saja tidak cukup. Sarri juga harus memasang pengawasan ketat kepada Mauro Icardi—pemain yang sangat diinginkannya selepas Gonzalo Higuain pergi ke Juventus.
FOOTBALL ITALIA| NERAZZURRIALE|GOAL|IRFAN
