TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih tim nasional Italia, Antonio Conte, membelah timnya menjadi dua dalam latih tanding yang digelar Rabu, 23 Maret 2016. Di satu tim, dia menempatkan tiga penyerang: Stephan El Shaarawy, Graziano Pelle, dan Allesandro Florenzi. Di tim lain, Eder, Antonio Candreva, dan Federico Bernardeschi menjadi tumpuan untuk menjebol pertahanan.
Menggunakan tiga penyerang dalam satu tim bukanlah kebiasaan Conte. Pelatih yang sukses membawa Italia ke Piala Eropa 2016 itu biasanya lebih memilih dua penggedor saja di lini depan dalam formasi 4-4-2. Namun dalam latihan itu Conte bereksperimen menerapkan formasi 3-4-3 bagi anak asuhnya. "Ini taktik baru yang dicoba Conte dalam sesi latihan," begitu tulis media Sky Sport yang meliput langsung latihan tersebut.
Conte tampak ingin menerapkan taktik barunya itu saat menjamu Spanyol di Udine, Jumat dinihari nanti. Dia sadar Azzuri harus bermain agresif dan berupaya merebut bola dari tengah lapangan dalam laga uji coba tersebut. Taktik pertahanan gerendel Italia terbukti tak ampuh melawan strategi penguasaan bola yang diperagakan tim asuhan Vicente del Bosque. Dalam empat pertemuan terakhir, Italia tak pernah menang melawan Spanyol. Dua kali imbang dan dua kali kalah menjadi rapor buruk tim biru.
Menilik statistik pertemuan, Italia hanya mampu sekali menjebol gawang Spanyol dalam empat laga tersebut. Sementara itu, Spanyol mampu enam kali menjebol gawang Gianluigi Buffon, termasuk empat gol saat Andres Iniesta dan kawan-kawan membantai Italia di final Piala Eropa 2016 dengan skor 4-0.
Conte tentu saja tak ingin pembantaian seperti itu terulang. Apalagi Piala Eropa 2016 yang akan digelar di Prancis, Juni-Juli nanti, merupakan kesempatan terakhirnya untuk mempersembahkan gelar sebelum mundur dan melatih Chelsea. Dia bertekad akan memberi yang terbaik, minimal mengulang keberhasilan Italia masuk babak final Piala Eropa 2012.
“Saya sangat bersemangat dan siap mengambil setiap sudut pandang. Kesempatan ini hanya sekali seumur hidup. Saya merasa memiliki tanggung jawab yang sangat besar,” ujarnya dalam konferensi pers.
Di Spanyol, pelatih Vicente del Bosque masih terus mencoba mencari pemain terbaik yang akan dibawanya ke Prancis. Bahkan pilihannya memanggil bek Marc Bartra dan Nacho untuk menghadapi Italia itu mengundang kritik dari media di sana.
Kedua pemain tersebut dinilai tak layak masuk tim nasional, bahkan sebagai pemain cadangan, karena tersingkir dalam persaingan di klub masing-masing. Bartra adalah pemain Barcelona, sedangkan Nacho merumput bersama Real Madrid.
Keputusan Del Bosque memanggil penyerang veteran Aritz Aduriz dan meninggalkan Diego Costa juga menjadi pertanyaan bagi media Spanyol. Mereka menduga pelatih yang sukses membawa Spanyol menjuarai Piala Dunia 2010 dan Piala Eropa 2012 itu tak senang atas sikap Costa yang kerap terlibat masalah di lapangan sejak bergabung dengan Chelsea.
Namun Del Bosque membantah anggapan itu. Dia berkilah mendapat laporan dari tim dokter Chelsea bahwa Costa mengalami cedera saat The Blues ditekuk Paris Saint-Germain di Liga Champions dua pekan lalu. Adapun dia menilai Aduriz layak mendapat kesempatan setelah tampil bagus bersama Athletic Bilbao musim ini.
“Tim dokter mengatakan dia sudah membaik. Namun kami memutuskan tidak membawa Costa. Aduriz memiliki musim yang bagus bersama klubnya, dan dia layak mendapat kesempatan,” ujarnya.
Bisa jadi ini adalah cara Del Bosque untuk menguji taktik baru. Bila Conte meninggalkan taktik gerendel, kali ini Si Kumis mencoba bermain tanpa Diego Costa. Bila hasilnya cemerlang, pertanda pintu telah tertutup untuk Costa? Hanya Del Bosque yang tahu.
FOOTBALLITALIA | SKYSPORT | SPORT | FEBRIYAN