TEMPO.CO, Gresik - Pertandingan PS TNI melawan Persegres Gresik United yang digelar di Stadion Petrokimia Gresik, Minggu, 22 Mei 2016, diwarnai kerusuhan.
Media officer PS TNI, Djoko Purwoko, meminta maaf atas insiden tersebut. "Kami minta maaf yang sebesar-besarnya," kata Djoko kepada Tempo, Senin, 23 Mei 2016.
Ia berjanji PS TNI akan memberikan edukasi kepada suporter PS TNI. Ini dilakukan agar suporter PS TNI tidak terlibat kerusuhan kembali. "Kami akan mendidik suporter kami agar tidak rusuh lagi," ucapnya.
Djoko kemudian menjelaskan kronologi insiden yang menyebabkan sembilan orang terluka itu. Menurut Djoko, pendukung PS TNI merasa diprovokasi oleh beberapa pendukung Persegres. Mereka menyanyikan dan meneriakkan yel-yel rasis. "Ada yel-yel yang menyebutkan ‘PS TNI Jancok, aparat keparat’," ujarnya.
Tidak hanya itu, menurut dia, spanduk yang dipasang suporter Persegres berbau rasis bertuliskan “Stop Arogansi Cops”. Suporter Persegres yang berada di pinggir lapangan pun diduga melempar batu ke arah suporter PS TNI.
"Ini yang memicu suporter kami turun mengejar suporter Persegres yang diduga melempar sampai ke tengah lapangan," tuturnya.
Soal sanksi akibat kejadian itu, PS TNI, kata Djoko, menyerahkan semuanya kepada komisi disiplin dari PT Gelora Trisula Semesta selaku operator kompetisi Indonesia Soccer Championship. "Kami harapkan komisi disiplin bisa adil," katanya.
Sementara itu, Ketua Ultrasmania—sebutan suporter Persegres—Muharom mengapresiasi permintaan maaf yang disampaikan PS TNI. Dia juga meminta PS TNI memaklumi jika ada suporter Persegres yang masih kecewa atas kejadian kerusuhan kemarin sore. "Saya berharap tidak ada dendam," ucapnya.
Selain itu, dia berharap kerusuhan antarsuporter sepak bola tidak terjadi lagi. Muharom sendiri sangat menyayangkan kejadian kemarin. "Mari, semua saling introspeksi diri, agar tidak terjadi kerusuhan lagi," ujarnya.
Sekretaris Persegres Hendri Febry mengaku telah menyerahkan semua dokumen kronologi kerusuhan kepada komisi disiplin.
"Rabu besok, komisi disiplin akan melakukan investigasi. Tanggal 26 Mei, sidang putusan komisi disiplin seperti apa," tuturnya.
EDWIN FAJERIAL