TEMPO.CO, Jakarta - Chapecoense, klub sepak bola Brasil yang mengalami kecelakaan pesawat di Medellin, Kolombia, Selasa dinihari, 29 November 2016, waktu setempat, sedang berada di tengah-tengah musim yang bisa menciptakan dongeng yang bakal tercatat dalam sejarah klub itu seandainya saja pesawat yang ditumpangi tidak jatuh hingga menewaskan hampir semua anggota tim.
Pekan ini seharusnya menjadi minggu kejayaan bagi klub yang berasal dari Chapeco—kota di Brasil selatan dengan populasi sekitar 210 ribu jiwa—tersebut. Tim itu terbang ke Medellin untuk menjalani final leg pertama Copa Sudamericana, kejuaraan kontinental Conmebol (federasi sepak bola Amerika Selatan) level kedua di bawah Copa Libertadores. Ini final kejuaraan kontinental pertama bagi klub itu.
Baca: Pesawat Rombongan Pemain Bola Jatuh, Brasil Berkabung 3 Hari
Cerita Chapecoense agak mirip kisah Leicester City, setidaknya dari segi kejutan yang dibuat. Chapecoense baru dipromosikan ke Seri A, liga kasta tertinggi Brasil, tiga tahun lalu. Namun, dengan satu pertandingan tersisa musim ini, klub itu ada di peringkat kesembilan. Tidak seperti Leicester City, Chapecoense memang belum menjadi juara. Namun setidaknya klub kecil ini bisa berada di atas klub-klub lain yang punya sejarah lebih bersinar dan duit lebih banyak.
Chapecoense baru muncul pada 1970-an. Klub itu merupakan hasil merger dua klub amatir. Tahun 2008 adalah masa terburuk Chapecoense karena tidak lolos, bahkan di level keempat liga nasional Brasil. Namun, setelah itu, tim itu mampu bangkit pada tahun-tahun selanjutnya—finis di tempat ke-3 Seri D; finis di tempat ke-7, ke-5, dan ke-3 di Seri C; finis ke-2 di Seri B; serta finis ke-15, ke-14, dan ke-9 di Seri A musim ini (dengan satu pertandingan tersisa).
Baca: Kisah Anak Manajer Klub Brasil yang Selamat dari Kecelakaan
Tim ini boleh dibilang salah satu tim kecil di Brasil. Leg kedua final Copa Sudamericana bahkan rencananya tidak akan diadakan di Chapeco. Sebab, stadion di kota itu, Arena Conda, tidak memenuhi standar untuk mengadakan final kejuaraan internasional.
THE GUARDIAN | GADI MAKITAN
Baca:
Walcott Mendadak Tajam, Ternyata Janji Istri Jadi Pemacunya
Conte dan Guardiola Beda Gaya, Siapa Bakal Jadi Pemenang?
5 Fakta Tentang Ben Woodburn, Pencetak Gol Termuda Liverpool