TEMPO.CO, Jakarta - Leicester City tengah tercabik-cabik. Dua bulan berlalu pada tahun ini, di Liga Primer, pasukan Rubah tak pernah beroleh kemenangan. Di papan klasemen, Leicester--yang perkasa pada musim lalu--kini hanya berjarak satu poin dari zona degradasi.
Bila gagal bangkit dan terus melorot di dasar klasemen, pasukan Claudio Ranieri ini akan menjadi klub yang menyusul Manchester City, yang menjadi juara pada 1938 tapi kemudian terlempar ke divisi II.
Tak ada tanda-tanda membaik. Sabtu pekan lalu, Leicester pun lumat oleh klub divisi III, Millwall, di babak kelima Piala FA. Padahal lawannya itu hanya bermain dengan sepuluh pemain. Tapi Leicester tetap kalah dan harus menanggung malu dengan kekalahan 0-1.
Baca: Jadwal Bola Malam Ini: Man United, Juventus, Real Madrid
Di Liga Champions, status sebagai juara grup menjadi pukulan berikutnya. Leicester harus memulai perjalanan di babak 16 besar dengan melakukan pertandingan tandang ke Stadion Ramon Sanchez Pizjuan, Sevilla, Spanyol, dinihari nanti.
Bukan perjalanan yang menyenangkan. Berbeda dengan Leicester, Sevilla--yang lolos ke Liga Champions dengan status sebagai juara Liga Europa--kini justru tengah berkilau-kilau. Hingga pekan ke-23, di putaran La Liga, klub itu menclok di urutan ketiga, mengangkangi Atletico Madrid.
Selanjutnya: Hasil tangan dingin Sampaoli