TEMPO.CO, Bekasi - Pelatih Bhayangkara FC, Simon McMenemy, menyatakan penangguhan regulasi pemain muda di bawah usia 23 tahun dalam kompetisi Liga 1 dapat membantu tim yang terpuruk di klasemen bangkit. Karena keterbatasan pemain muda berkualitas, klub peserta Liga 1 dapat menggunakan kekuatan terbaiknya. "Mungkin membantu tim di peringkat bawah untuk naik," kata Simon, Selasa, 4 Juli 2017.
Baca juga: Hadapi Barito, Bhayangkara FC Ingin Menang Lagi
Aturan Liga 1 di awal kompetisi menyebutkan setiap tim wajib menurunkan minimal tiga pemain U-23 selama 45 menit. Namun, menjelang SEA Games, PSSI menangguhkan regulasi tersebut. "Hal yang sangat tidak tepat sebuah liga mengubah aturan hanya dalam beberapa bulan," ujarnya.
Menurut Simon, Bhayangkara FC tidak terpengaruh dengan penundaan aturan itu karena klub ini hampir separuhnya dihuni para pemain muda. Bahkan mereka selalu menjadi pemain inti di setiap pertandingan. "Pemain muda kami, Alfin Toalasamony, bisa menggeser Putu Gede," kata mantan pelatih tim nasional Filipina ini.
Hingga pekan ke-11, Bhayangkara FC mengumpulkan 21 poin dan berada di peringkat keempat klasemen sementara Liga 1 di bawah PSM Makassar, Madura United, dan Persipura. Jika menang melawan Barito Putera pada Selasa malam nanti, Bhayangkara FC bakal berada di puncak klasemen.
Simak juga: Inilah Kiat Bhayangkara FC Bertahan di Papan Atas Klasemen Liga 1
Sedangkan pelatih Barito Putera, Jacksen F. Tiago, mengatakan penangguhan regulasi tidak adil karena keputusan itu diubah di tengah kompetisi putaran pertama. Menurut dia, penangguhan regulasi bisa diberlakukan menjelang bursa transfer pemain agar tim bisa menyesuaikan komposisi pemain sesuai dengan regulasi yang berlaku. "Saya rasa itu cukup adil. Karena tidak dibuka transfer, kami tetap berkomitmen dengan tim sesuai dengan regulasi awal," ujarnya.
ADI WARSONO