TEMPO.CO, Jakarta - Kementerian Pemuda dan Olahraga serta Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia sama-sama optimistis bakal memenangkan gugatan pada putusan akhir terkait pemberlakuan Surat Keputusan Menpora tentang pembekuan PSSI di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Timur.
"Ini masih panjang jalannya, proses peradilan masih berjalan, putusan final ditetapkan berikutnya," kata Deputi Menpora Bidang Harmonisasi dan Kemitraan Gatot S Dewa Broto di kantor Kemenpora, Jakarta, Senin, 25 Mei 2015. Gatot merasa masih ada kesempatan untuk membuktikan SK Menpora itu tetap sah di meja hijau. (Baca: Hakim PTUN Tunda Pemberlakuan SK Pembekuan PSSI)
Dalam persidangan selanjutnya pada 8 Juni 2015, pihak Kemenpora akan mengajukan bukti serta membacakan duplik atau jawaban kedua atas pernyataan PSSI. "Saya pernah waktu di kantor yang lama kalah di putusan sela, tapi bisa diambil kembali di putusan akhir. Tapi saya tidak ingin berandai-andai," kata Gatot.
Ada pun pihak PSSI juga merasa yakin putusan akhir akan kembali dimenangkannya. "Berdasarkan sidang (partai) Golkar, PPP, itu kan menang di putusan sela kemudian menang juga di akhir," kata Direktur Hukum PSSI Aristo Pangaribuan. "Kami optimis, harus optimis bisa menang di putusan akhir."
Majelis hakim Pengadilan Tata Usaha Negara memutuskan untuk menunda pemberlakuan surat keputusan Menteri Pemuda dan Olahraga terkait dengan pembekuan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia. Hasil tersebut muncul dalam putusan sela gugatan yang dibacakan di Pengadilan Tata Usaha Negara Jakarta Timur, Senin, 25 Mei 2015. (Baca: Kabar Pembekuan PSSI Akan Dicabut, Bonek 1927 Kecam Kalla)
"Menetapkan, satu, mengabulkan permohonan penggugat. Dua, meminta tergugat untuk menunda sementara keberlakuan SK Menpora Nomor 01307 tanggal 17 April 2015," kata Hakim Ketua Ujang Abdullah, dalam putusannya. Putusan hakim mempertimbangkan fakta berhentinya kompetisi akan mengakibatkan kerugian besar terhadap PSSI dan PT Liga Indonesia.
Selain itu hakim juga mempertimbangkan kelangsungan ekonomi pemain, pelatih, ofisial, wasit, dan pekerjaan lain yang berkaitan dengan pertandingan sepak bola bisa terhenti. "Pemain, pelatih, wasit akan kehilangan finansial, begitu juga masyarakat yang hidup di sepak bola," kata Hakim Ujang. (Baca pula: Belum Cabut Pembekuan PSSI, Ini 3 Opsi Versi Kemenpora)
ANTARANEWS.COM | BC