TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Ernesto Valverde datang ke Barcelona saat mengalami krisis awal musim lalu. Namun kini pelatih asal Spanyol berusia 54 tahun itu berhasil membuat Barca dalam posisi begitu kuat sebelum menghadapi Chelsea dalam pertandingan pertama babak 16 besar Liga Champions di Stamford Bridge, London, pada Rabu dinihari, 21 Februari 2018.
Valverde, mantan penyerang Barcelona 1988-1990, yang kemudian di antaranya melatih Athletic Bilbao, digambarkan sebagai pria yang tenang dan baik pada masa-sama sulit. Ia pun dinilai mahir mengelola rasa pesimistis dan euforia. Ia berpengalaman mengalami keduanya dan tidak pernah berubah.
“Ia jelas sejak awal,” kata bintang Barcelona, Lionel Messi. “Ia bilang kepada kami apa yang ia cari dan kami mesti adaptasi. Kami diminta kuat dalam bertahan dan punya pemain yang bisa menentukan pertandingan karena kualitasnya. Hal itu tidak sangat berbeda dari apa yang kami lakukan sebelumnya.”
Tidak terlalu berbeda, tapi ada perubahan di Barcelona ketika Valverde masuk. Ia antara lain membuat kiper asal Jerman, Marc-Andre ter Stegen, menjadi lebih kuat di bawah mistar Barca.
Ketika Valverde datang, sejumlah orang bilang kepergian Neymar bisa menjadi berkah yang sebelumnya tersembunyi buat Barcelona. Nyaris tak ada yang menanggapi serius pendapat tersebut. Namun Valverde mewujudkan penilaian itu.
Kepergian Neymar memungkinkan Valverde mengembalikan keseimbangan di lini tengah. Ia menempatkan seorang pemain ekstra dalam formasi 4-4-2 atau 4-2-3-1 meski distribusinya jarang simetris.
Lambat laun, para pemain berkembang dalam strategi yang diterapkan Valverde tersebut. Meski bukan seorang pemain dengan tipe Barcelona seperti biasanya, pemain asal Brasil, Paulinho, menjadi berperan penting di lini tengah Barca.
Gelandang Spanyol, Sergio Busquets, mampu memegang kontrol di tengah didampingi Ivan Rakitic. Adapun Luis Suarez sudah sembuh dari cedera lutut dan bangkit dari penampilannya yang buruk pada awal musim.
Sedangkan bek kiri, Jordi Alba, meraih penampilan terbaiknya dalam musim ini. “Neymar adalah pemain hebat. Namun, tanpa dia, saya jadi lebih punya ruang gerak di sayap. Dalam bertahan, kami meraih banyak kemajuan dan tim jauh lebih kompak dan fokus,” kata Alba.
Sekarang, di bawah asuhan Valverde, Barcelona memimpin klasemen La Liga Spanyol dan berpeluang besar juara, masuk final Copa del Rey, dan melaju dalam Liga Champions. Valverde berpeluang besar membawa Barcelona meraih kejayaan seperti sebelumnya, yaitu berjaya dalam liga domestik dan Liga Champions.
GUARDIAN | ESPN | HARI PRASETYO