TEMPO.CO, Jakarta - Keputusan Persija Jakarta mendatangkan striker asal Kroasia, Marko Simic, terbukti cukup ampuh. Meski baru dimainkan dalam turnamen pemanasan Piala Presiden 2018, Simic mampu tampil impresif dan menunjukkan kualitasnya.
Tak hanya menjadi top skor dengan catatan 11 gol, di akhir turnamen pemain berusia 30 tahun itu menyabet gelar pemain terbaik. Sebuah catatan cukup bagus bagi pemain yang pertama kali mencicipi kompetisi di Indonesia.
Meski begitu, Simic mengaku tak pernah mengincar titel top skor ataupun pemain terbaik. Bagi dia, berfokus dari pertandingan ke pertandingan lebih penting dibanding berfokus pada tujuan merebut gelar top skor.
"Saya mempersiapkan diri saya tiap hari, di setiap latihan. Dan saya mencoba membantu tim saya untuk memenangi pertandingan. Jika saya bisa beri assist, saya akan beri assist. Jika saya bisa mencetak gol, tentunya saya akan senang," kata dia.
Meski baru mencoba bermain di Indonesia, Simic sebenarnya sudah tak asing dengan kompetisi di Asia Tenggara. Simic tercatat telah berkarier di sejumlah negara Asia Tenggara sejak 2015. Pada periode 2015-2017, ia tercatat bermain di empat klub Liga Vietnam. Pada 2017, ia bergabung bersama dua klub Malaysia, sebelum memutuskan pada akhir tahun untuk bergabung bersama Macan Kemayoran.
Simic memang mengatakan iklim kompetisi sepak bola di Indonesia tak jauh berbeda dengan dua negara yang ia datangi. Super Simic, julukan yang diberikan kepada dia, sendiri mencatatkan penampilan cukup impresif di Asia Tenggara. Dari seluruh klub yang dibelanya, total ia telah mencetak 27 gol dari 34 pertandingan yang ia lakoni.
Baca:
Marko Simic Puji Kualitas Pemain Indonesia
Soal Wacana Naturalisasi, Marko Simic Siap Jika Diminta Jadi WNI
Marko Simic Sebut Gairah Sepak Bola Indonesia Paling Besar
Simic masuk ke Persija menggantikan posisi penyerang asal Brasil, Bruno Lopes, yang hengkang ke klub asal Malaysia. Kepercayaan ini tak disia-siakan Simic. Lewat gol-golnya, ia mampu membuktikan julukan Super Simic bukan omong belaka. Pada laga final Piala Presiden 2018 melawan Bali United, gol kedua Simic bahkan diciptakan lewat tendangan salto spektakuler.
"Ini adalah capaian pribadi bagi saya. Dan saya bersyukur pada Tuhan atas hal ini, menjadi pemain terbaik dan top skorer sekaligus. Saya mencoba untuk bekerja lebih keras ke depannya," kata Simic.
Tak heran, dengan capaian yang masih dini itu, euforia kehebatan Simic meledak di kalangan suporter. Pujian tak hanya datang dari suporter Persija, The Jakmania, tapi juga dari kalangan suporter lain. Simic pun disebut-sebut layak untuk dinaturaslisasi dan mendapat kesempatan bermain bagi timnas Indonesia.
Langkah ini sebelumnya juga pernah dilakukan saat penyerang Bali United, Ilija Spasojevic, dinaturalisasi pada 2017. Spasogol, julukan Spasojevic, pun cukup mampu membuktikan kualitasnya di timnas.
Terkait dengan naturalisasi ini, Simic mengaku siap jika dibutuhkan oleh timnas Indonesia. Meski Simic tercatat pernah membela negara kelahirannya, Kroasia, pada periode 2006 hingga 2010, hal ini tak menghalanginya membela skuad Garuda. Simic yang baru berada di Indonesia sejak akhir 2017 ini, mengaku sudah mulai mencintai Indonesia.
"Mungkin masa saya bersama Kroasia sudah berlalu, dan saya sekarang berada di Indonesia. Dan saya sudah merasa seperti berada di rumah," kata dia.
Simic menyerahkan urusan ini pada pihak-pihak persepakbolaan Indonesia. Ia mengaku siap jika suatu saat Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) hingga tim kepelatihan timnas Indonesia membutuhkannya.
"Jadi kalian memang memiliki tim yang bagus, tapi jika negara, pelatih, pemilih, dan masyarakat menginginkan saya, saya siap dan saya sudah berada di sini," katanya.
EGI ADYATAMA
Baca:
Apa Kabar Stadion Persija? Anies Baswedan Belum Beri Kabar Baik
Masalah Stadion Persija, Seandainya Tahun 2015 Ahok Jadi Membeli Persija