TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Teknik AC Milan, Leonardo, menyalahkan Badan Sepak Bola Eropa (UEFA) atas kegagalan timnya melaju ke babak 32 besar Liga Europa. Menurut dia, penalti kontroversial yang diterima AC Milan mungkin bisa dihindari jika UEFA menerapkan teknologi Video Assistance Referee (VAR).
"Jika anda tersingkir dari Liga Eropa karena sesuatu seperti itu, di era VAR, itu sulit diterima. Sesuatu yang lucu bahwa instrumen seperti VAR yang digunakan banyak pihak saat ini tak bisa digunakan di turnamen Eropa," ujarnya usai AC Milan kalah 1-3 dari Olympiakos pada laga terakhir babak penyisihan Liga Europa dini hari tadi.
AC Milan tersingkir setelah Olympiakos mendapatkan hadiah penalti pada menit ke-81. Wasit memberikan Olympiakos penalti setelah menilai Ignazio Abate melakukan pelanggaran di kotak penalti.
Rossonerri sebenarnya bisa lolos andai Olympiakos hanya menang 2-1. Mereka akan unggul dalam hal agregat gol dari tim asal Yunani tersebut.
Leonardo mengatakan bahwa dirinya tak melihat dengan jelas pelanggaran yang dilakukan Abate. Karena itu, dia sangat penasaran untuk melihat tayangan ulang kejadian itu.
Namun, dari pandangan sekilas, Leonardo menilai seharusnya penalti itu tak terjadi. Dia juga menyoroti sejumlah keputusan wasit yang dinilai berat sebelah.
"Kami tersingkir dari Liga Europa dan harus mengevaluasi segalanya. Saya hanya ingin melihat tayangan ulang dari penalti itu sebelum mengatakan apa yang saya pikirkan," ujarnya.
"Bagi saya saat ini, penalti itu seharusnya tak terjadi. Dalam beberapa kesempatan juga, pemain mereka mengangkat tangan saat akan melakukan tendangan pojok seakan-akan orang lain yang akan melakukannya, tetapi mereka mengambilnya sendiri. Kami mencobanya juga sekali tetapi wasit justru meniup peluit meminta kami berhenti melakukan itu."
Selain itu, Leonardo juga mengeluhkan sikap suporter tuan rumah yang terus membuat suara berisik ketika mereka menyerang. Menurut dia, wasit seharusnya menghentikan pertandingan sejenak agar suporter menghentikan hal itu.
"Kami juga ingin mengajukan keberatan atas suara aneh yang terjadi setiap kali kami melakukan serangan. Saya tak tahu apakah itu suara flute atau klakson atau apa, tetapi tak adil menggunakan suara seperti itu untuk mengganggu pemain kami setiap kali kami menyerang."
"Itu sangat mengganggu. Wasit seharusnya menghentikan pertandingan dan meminta mereka menghentikan hal itu. Setelah mereka mencetak gol, suara itu justru lebih kuat," kata eks pemain AC Milan di era 90-an itu.
Leonardo mengakui bahwa timnya tak bermain baik pada laga itu. Namun, menurut dia, kekalahan AC Milan lebih karena faktor eksternal seperti yang telah dia paparkan.
"Kami masih membangun tim ini. Saya tak mengatakan bahwa kami bermain baik hari ini atau kami layak untuk lolos. Kami tahu ini adalah musim yang berat, saya tak ingin beralibi, tetapi tampaknya tak adil jika saya diminta untuk diam," kata pria asal Brasil tersebut.
Hasil itu membuat Olympiakos menyalip AC Milan di klasemen Grup F Liga Europa. Mereka meraih posisi kedua dengan perolehan 10 angka, sama seperti yang dimiliki AC Milan namun unggul dalam hal agregat gol. Olympiakos mendampingi Real Betis yang menjadi juara grup.
FOOTBALL-ITALIA