TEMPO.CO, Jakarta - Menjelang kongres tahunan Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) pada 20 Januari 2019, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Ratu Tisha Destria, menegaskan bahwa sampai Kamis, 3 Januari 2018, belum pernah menerima surat dari para anggotanya yang meminta Edy Rahmayadi mundur sebagai ketua umum PSSI.
“PSSI ada mekanisme melalui kongres. Edy tetap berkomitmen sampai 2020. Kongres besok, 20 Januari, adalah kongres tahunan biasa. Kita pegangannya adalah tidak terima surat apapun dari anggota,” kata Sekjen PSSI ini dalam wawancara khusus dengan tim Tempo, Kamis lalu, di Jakarta.
“Ekspresi kekecewaan dalam keluarga pasti ada. PSSI ada mekanisme yang anggota pun tahu dan itu terbuka,” Ratu Tisha melanjutkan.
Tahun lalu, sempat ada gerakan untuk mendesak Edy mundur dari jabatannya sebagai ketua umum PSSI. Tagar #EdyOut muncul tahun lalu antara lain setelah tim Indonesia senior tersingkir dari Piala Federasi Sepak Bola Asia Tenggara (AFF).
Selain itu, kasus dugaaan pengaturan pertandingan di Liga Indonesia, yang saat ini sampai melibatkan Satuan Tugas Antimafia Sepak Bola Polisi Republik Indonesia dan beberapa kasus kekerasan suporter sepak bola pada 2018 juga yang menyebabkan adanya gerakan #EdyOut.
Menanggapi kritik kepada PSSI di bawah kepemimpinan Edy tersebut, Sekjen PSSI, Ratu Tisha, mengatakan, “Edy orangnya cukup sportif. Kita tidak menutup diri. Tapi, ya itu kita lihat apakah ini kekecewaan dalam satu rumah atau pertengkaran satu rumah ataukah ini sudah kita cerai, kan kita tidak tahu.”
“Faktanya Sekjen tidak menerima surat atau permohonan dari anggota. Anggota tahu ada mekanismenya,” Ratu Tisaha menambahkan.
Sedangkan pada acara diskusi sepak bola dengan tema “Sepak Mafia Bola” di d’consulate Resto, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu 5 Januari 2019, Ketua Umum Paguyuban Suporter Timnas Indonesia, Ignatius Indro, kembali mencuatkan tagar #EdyOut. “Saya mendukung tagar #EdyOut karena target PSSI sendiri hanya AFF U-16 bisa menjuarai PialaAFF. Target-target lainnya tidak tercapai,” kata Ignatius Indro.
Soal dugaan pengaturan pertandingan yang kini sampai melibatkan kepolisian itu, di tempat terpisah, Sekretaris Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora), Gatot S. Dewa Broto, menegaskan PSSI belum perlu dibekukan.
“Kami pikir tidak perlu membekukan PSSI, karena sejauh ini tidak ada pelanggaran berat,” kata Gatot. Kemenpora pernah membekukan PSSI pada 2015. Saat ini Edy Rahmayadi menjadi gubernur Sumatera Utara selain memimpin PSSI.
RAYMUNDUS RIKANG | HUSSEIN ABRI | DIKO OKTARA | ADITYA BUDIMAN | PRASETYO