TEMPO.CO, Jakarta - Pertandingan Arema FC melawan tuan rumah Persebaya Surabaya pada pertemuan pertama babak final Piala Presiden 2019 di Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya, pukul 15.30 WIB hari ini, Selasa 9 April, diprediksi bakal penuh tekanan. Karena itu, skuad Singo Edan diminta untuk tetap fokus menikmati jalannya pertandingan.
Pada pertemuan mereka sebelumnya, ketegangan selalu menyelimuti, baik antara pemain di dalam lapangan, maupun rivalitas suporter di luar lapangan. Namun, pelatih Arema, Milomir Seslija menegaskan pemainnya siap mengatasi tensi tinggi tersebut.
Tekanan pertama dipastikan datang dari pendukung tuan rumah. Ribuan Bonekmania bakal hadir menghijaukan stadion dan berpotensi menjadi momok tersendiri bagi para pemain Singo Edan yang hadir di lapangan.
"Saya sudah tekankan, ketika bermain tandang, jangan pernah takut dengan suporter tuan rumah, karena mereka cuma bisa memberikan dukungan kepada tim tuan rumah, mereka tidak bisa mencetak gol ke gawang kita, karena sepak bola soal 11 lawan 11 di lapangan," kata pelatih yang akrab disapa Milo itu, di situs Wearemania.net.
Kedua, tekanan bisa saja datang dari tim Persebaya itu sendiri dengan materi pemainnya yang cukup lengkap. Meski ditinggal sejumlah pemain andalannya musim lalu, mereka tetaplah tim kuat yang tidak bisa dipandang sebelah mata.
Kapten Kalteng Putra, I Gede Sukadana (kanan), saat melawan Arema FC di semifinal Piala Presiden 2019 (pssi.org)
Pelatih 54 tahun itu menilai baik Arema maupun Persebaya merupakan tim terbaik di Piala Presiden 2019. Arema lolos ke partai puncak setelah menyingkirkan Kalteng Putra dengan agregat 6-0 (3-0 di Malang, 3-0 di Banjarmasin). Sedangkan Persebaya menumbangkan Madura United dengan agregat 4-2 (1-0 di Surabaya, 3-2 di Madura).
"Kami sama-sama finis di papan atas di klasemen akhir musim lalu, saya pikir kedua tim sama-sama punya kualitas. Kami juga melakukan banyak perbaikan. Kami datang ke sini untuk menikmati sepak bola, bermain sebaik mungkin, dan hasilnya akan datang sendiri," kata pelatih asal Bosnia itu.
Soal kepemimpinan wasit yang juga berpotensi meningkatkan tekanan terhadap tensi laga. Milo berharap laga kali ini dipimpin oleh wasit yang menjunjung tinggi fairplay.
"Tidak ada yang mudah di dalam hidup ini, semuanya harus diperjuangkan. Tapi, kita percaya pada kemampuan diri sendiri dan berharap dapat sesuatu yang terbaik. Harus selalu optimistis karena kami punya atmosfer yang bagus,” kata Milo.
“Kami sudah sama-sama tahu kekuatan masing-masing. Kami mencoba untuk tidak membuat banyak kesalahan, yang terpenting nikmati saja pertandingannya," katanya.
Sedangkan asisten pelatih Persebaya, Bejo Sugiantoro, mengatakan pertandingan melawan Arema FC pada final pertama Piala Presiden sore ini ibarat jihad bagi mereka.
”Ini kandang kami. Menang, berapa pun skornya,” kata Bejo dalam konferensi pers kemarin siang. ”Harus main seperti apa? Ngeyel, ngosek, seperti ciri khas kami selama ini. Bagi kami ini ibarat jihad, harus dilakoni dengan segenap jiwa raga,” tegasnya.
Bejo menyebut Arema FC adalah tim yang kuat. Selama babak knock out, mereka selalu menang besar. Dalam tiga pertandingan membukukan sepuluh gol. Tidak kemasukan satu gol pun.
”Tapi, itu kami tidak membuat kami gentar. Kami sudah mempelajari bagaimana mereka bermain, dan kami sudah tahu jawabannya,” tegas sosok yang mengantarkan Persebaya dua kali juara Liga Indonesia itu.
WEAREMANIA.NET | PERSEBAYA.ID