TEMPO.CO, Jakarta - Ketika beberapa pihak ramai-ramai mengusulkan kepada PSSI tentang penggunaan sistem Video Assistant Referee (VAR), Ruddy Widodo tak mau latah. Kepada Wearemania.net, General Manager Arema FC itu menyebut ada yang lebih mendesak untuk Liga 1 2019 ketimbang teknologi tersebut.
Sistem VAR itu sudah diujicobakan pada Piala Dunia 2018 dan Liga Primer Inggris. Namun, menurut Ruddy, hal itu belum mendesak untuk sepak bola Indonesia, mengingat biaya yang dibutuhkan juga tidak sedikit.
"Yang sedang marak kan banyak pihak yang menginginkan VAR diterapkan di Liga 1. Kkami setuju, tapi itu belum mendesak sifatnya, kalau pun belum bisa, ya minimal ada alat bantu komunikasi untuk wasit dan dua asistennya, toh lebih murah harganya," ungkap Ruddy.
Alat komunikasi itu menurutnya lebih penting karena dapat membantu kinerja wasit agar lebih maksimal. Menurutnya, dengan alat itu, sebelum mengambil keputusan, wasit bisa berkomunikasi dengan asistennya tanpa terganggu intimidasi pemain maupun suara bising suporter di dalam stadion.
"Karena ada beberapa pertandingan besar di Liga 1 yang membuat wasit sulit berkomunikasi dalam suasana pertandingan yang riuh oleh suporter, seperti pertandingan yang melibatkan Arema FC, Persija Jakarta, Persebaya Surabaya, dan Persib Bandung," jelasnya.
Manajer berkacamata itu memberikan contoh kasus pada laga pertemuan pertama babak Final Piala Presiden 2019 saat timnya bermain di kandang Persebaya, Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya. Saat itu wasit tak melihat kejadikan di ketika pemain Persebaya, Amildo Balde, menendang dengan sengaja kaki pemain Arema, Arthur Cunha.
"Dalam kasus ini wasit tidak bisa disalahkan karena ia tidak melihat kejadian. Tapi, seharusnya asistennya melihat dong, jika ada alat komunikasi, si asisten bisa langsung memberitahukannya kepada wasit," tegas manajer Arema FC berusia 47 tahun ini.
WEAREMANIA.NET