TEMPO.CO, Jakarta - Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI) menyayangkan gesekan antarsuporter di pertandingan pembuka Liga 1 Indonesia 2019. Ketua BOPI Richard Sam Bera mendesak kepada federasi sepak bola Indonesia untuk memberi sanksi tegas kepada pihak yang melanggar.
BOPI, ucap Richard, memberi waktu 3x24 jam kepada operator liga untuk mengambil sikap terhadap insiden antarsuporter PSS Sleman dengan Arema FC. "Kami sudah memanggil PT Liga Indonesia Baru," kata dia di Kementerian Pemuda dan Olahraga, Jakarta, Jumat, 17 Mei 2019.
Baca: Liga 1: Ricuh Suporter PSS Sleman Vs Arema FC Bikin Heran Menpora
Richard menuturkan pemerintah tidak ingin ada pembiaran dalam insiden yang terjadi di Stadion Maguwoharjo, Sleman. Sebab, tidak menutup kemungkinan aksi serupa terulang lagi di laga lainnya.
Di sisi lain, BOPI bersama operator liga sudah berkomitmen mencegah aksi kekerasan kembali terjadi di Liga 1 Indonesia. "Kami baru bersepakat membuat pakta integritas (cegah kekerasan)," kata Richard.
Pertandingan PSS Sleman melawan Arema FC berakhir dengan skor 3-1. Sayang kemenangan Slemen ternodai oleh aksi suporternya yang terlibat gesekan dengan pendukung Arema. Sejumlah suporter melakukan aksi saling lempar pecahan keramik.
Peristiwa itu memaksa laga dihentikan sementara. Sekretaris Jenderal PSSI Ratu Tisha menjadi salah satu korban yang terkena lemparan pecahan keramik.
Richard berharap aksi kekerasan baik di dalam maupun luar lapangan tidak terjadi lagi di Liga 1. Bila hal itu terjadi, kata dia, ada beberapa opsi sanksi yang bisa dilakukan BOPI. Mulai dari pencabutan rekomendasi hingga menghentikan kompetisi. "Opsinya bisa juga selama Ramadan ini dihentikan dulu pertandingannya," kata dia.
ADITYA BUDIMAN