TEMPO.CO, Jakarta - Pelatih Liverpool, Jurgen Klopp membenarkan bahwa Sadio Mane sempat marah kepada Mohamed Salah karena tidak mengoper bola kepadanya dan membawa sendiri melewatinya saat timnya menang 3-0 atas Burnley di Stadion Torf Moor, Sabtu, 31 Agustus 2019. Namun hubungan keduanya sudah membaik kembali.
Seusai pertandingan, Klopp bicara soal kemarahan Mane. "Apakah itu tentang operan? Ya...Tapi." katanya dikutip dari Daily Mail. Ia lantas memberikan penjelasan panjang dari jawabannya itu. "Semua baik-baik saja. Ada situasi dalam pertandingan yang dia tidak sukai."
Mane terlihat meluapkan kemarahannya kepada Salah itu saat dia ditarik keluar lapangan, digantikan oleh Divock Origi, tak lama setelah kejadian itu. Pemain Senegal itu bahkan terlihat berteriak-teriak saat itu. Salah pun dituduh egois oleh para penggamar dan pakar setelah pertandingan itu.
Kapten Jordan Henderson mengungkapkan apa yang terjadi setelah pertandingan. "Awalnya saya tidak mengerti, tetapi ketika dia (Sadio Mane) masuk, dia tertawa dan bercanda," ujarnya. "Yang paling penting adalah kami mendapatkan hasilnya, Sadio tahu itu."
“Seperti yang aku katakan, kami ingin saling mendorong. Kami ingin meningkatkan setiap saat. Saya cukup suka itu sekarang dan lagi. Saya pikir kami membutuhkannya," kata Henderson.
The Athletic melaporkan, selesai pertandingan, di ruang ganti, Mane sudah mengobrol lagi dengan Salah dengan tenang, seolah tidak terjadi apa-apa sebelumnya. Kedua pemain Liverpool itu sepakat untuk melupakan kejadian di kandang Burnley.
Melalui unggahan video di Instagram Story-nya, Salah menunjukkan Roberto Firmino tersenyum ketika di terowongan, agak canggung saat akan duduk di antara dua pemain yang bertikai itu. Pemain asal Mesir ini ingin memperlihatkan suasana di ruang ganti klubnya baik-baik saja setelah pertandingan.
Henderson juga membenarkan bahwa Mane tertawa dan bercanda dengan para pemain Liverpool yang lain di ruang ganti.
Pelatih Jurgen Klopp mengecilkan insiden itu. Pelatih asal Jerman ini menjelaskan, "Saya bisa menggambarkan lima atau enam situasi di mana setiap orang berpikir, lewati, lewati, lewati, dan kemudian mencetak gol. Jadi, itulah kebebasan pemain. Pemain harus membuat keputusan: mengoper bola, tidak mengoper bola," kata Klopp.
"Kita bisa membuat kesalahan ini. Anda bisa kehilangan bola atau kadang-kadang Anda tidak dapat melihat rekan setim Anda. Bukan karena Anda mengabaikannya. Terkadang bagi kami, seperti Anda harus melihatnya tetapi tidak," kata Klopp menjelaskan.
Menurut dia, hal ini bukan tantangan besar. Sebagai penyerang, hal itu terjadi. "Apa yang Anda lakukan tergantung pada situasinya," ujarnya. Dalam satu minggu, kata Klopp, saya tidak berpikir saya akan membicarakannya lagi.
MIRROR | METRO | DAILY MAIL