TEMPO.CO, Jakarta- Tim Nasional atau Timnas U-19 berhasil melaju ke putaran final Piala AFC U-19 2020 di Uzbekistan. Keberhasilan lolos sebagai juara Grup K dengan poin 7 membuat pemain-pemain Timnas U-19 bakal menjadi lirikan klub-klub Liga 1 untuk mengisi skuat mereka.
Saat ini dua bintang Timnas U-19 telah bermain untuk tim senior di klubnya, yakni Beckham Putra Nugraha di Persib Bandung dan Mochammad Supriadi di Persebaya Surabaya.
Pelatih Timans U-19 Indonesia, Fakhri Husaini, bercanda bersama para pemain seusai latihan di Stadion Pakansari, Bogor, Rabu, 9 Oktober 2019. (pssi.org)
Pelatih timnas U-19 Fakhri Husaini mewanti-wanti supaya perekrutan Amiruddin Bagus Kahfi dan kawan-kawan ke tim Liga 1 harus disertai kehati-hatian. "Tentu bagus bila tim Liga 1 kita memanfaatkan kemampuan mereka, " kata Fakhri seusai laga melawan Korea Utara, di Stadion Utama Geora Bung Karno, Jakarta, Ahad, 10 November 2019.
Juru taktik berusia 54 tahun khawatir kalau tenaga David Maulana dan kawan-kawan bakal terlalu diforsir dengan fisik yang terus berkembang. Ia kembali mengingatkan supaya talenta muda Timnas U-19 dirawat dan dimainkan sesuai kebutuhan klub yang ingin merekrutnya. "Karena dari aspek anatominya (tubuh pemain junior), benturan-benturan dengan pemain yang jauh lebih besar, jauh lebih tua, mereka akan kelelahan," ungkap dia.
Menurut Fakhri, klub harus tetap mengutamakan Beckham Putra Nugraha dan pemain Garuda Muda lainnya bersama Timnas U-19 yang merupakan tempat yang sesuai untuk perkembangan mereka. Dalam pemusatan latihan menjelang kualifikasi Piala AFC U-19 2020, Fakhri sempat kecewa dengan sikap Persebaya Surabaya yang menunda Mochammad Supriadi bergabung bersama Timnas U-19 karena harus bersama dengan tim senior di Liga 1.
"Ketika mereka terdaftar sebagai pemain Liga 1 tentu harus hati-hati menggunakan tenaga mereka. Kapan mereka mesti main, kapan mereka mesti diserahkan (ke timnas), lawan siapa mereka mesti main," ucap Fakhri.
Pelatih kelahirann Aceh ini meminta klub yang ingin menggunakan jasa Sutan Zico dan pemain lainnya harus sabar untuk untuk melatih sampai seluruh kemampuan pemain berkembang. Ia khawatir jika klub terlalu tergesa-gesa menjadikan mereka pemain inti malah bakal merusak fisik pemain dan membuyarkan impian meraih kesuksesan bagi timnas Indonesia ke depan. "Ini kan dalam rangka kita merawat aset. Mereka adalah masa depan sepak bola kita," ucap Fakhri.
Menurut Fakhri, klub Liga 1 harus mencontoh klub top Eropa yang mendidik pemain muda secara telaten sampai memang layak bermain penuh bersama skuat senior. "Kalau anak seusia ini kita paksa umbar, kita paksakan mereka main seperti pemain profesional, tentu kita tidak akan bisa menikmati apa yang mereka perlihatkan hari ini di 5-6 tahun yang akan datang," ujar Fakhri.
Fenomena pemain muda yang menjadi buruan klub-klub lokal sempat terjadi pada tahun 2013. Saat itu Evan Dimas, Hansamu Yama, dan Zulfiandi juga berhasil membawa Timnas U-19 lolos ke Piala Asia U-19 2014.
IRSYAN HASYIM