TEMPO.CO, Jakarta - Persiraja Banda Aceh bakal tampil kembali dalam kompetisi sepak bola divisi tertinggi di Indonesia, yang sekarang bernama Liga 1. Setelah beberapa lama bermukim di Liga 2, Persiraja berhasil meraih tiket promosi ke Liga 1 2020 bersama Persik Kediri.
Persatuan Sepak Bola Indonesia Kutaraja Banda Aceh, demikian nama lengkapnya, dengan kostum oranye –yang mengingatkan pada kostum tim nasional Belanda- bukanlah sosok baru dalam persepakbolaan Indonesia.
Persiraja yang didirikan pada 28 Juli 1957 ini ikut berjasa dalam usaha pengembangan model kompetisi terbaik di Indonesia, dari era Perserikatan PSSI, Liga Indonesia dengan berbagai versi, dan sekarang Liga 1.
Pada era Kompetisi Perserikatan PSSI yang tumbuh sejak sebelum era Kemerdekaan –warisan bonden dari sepak bola Hindia-Belanda- sampai 1990-an, Persiraja beberapa kali tampil mencuat sebagaimana PSMS Medan yang sekarang belum kunjung bangkit itu.
Pada era Perserikatan 1980-an, ada salah satu nama pemain Persiraja yang melekat dan menjadi bintang pada masanya, yaitu Nasir Gurumud. Ia membela tim nasional Indonesia pada Pekan Olahraga Mahasiswa ASEAN 1982 dan menjadi pemain terbaik.
Ketika kompetisi Perserikatan dan kompetisi semiprofesional Liga Sepak Bola Utama (Galatama) dilebur dalam Liga Indonesia pada periode 1995, ada penyerang ternama Persiraja, yaitu Irwansyah. Nama ini indektik dengan Liga Kansas 1996-1997 –nama sponsor liga saat itu- karena kehebatan produktivitasnya di depan gawang lawan dari Liga Indonesia I sampai IV. Irwansyah sempat masuk tim nasional Indonesia dan ia setia di Persiraja, meski dilamar sejumlah tim lain.
Setelah sempat cukup lama tenggelam di bawah permukaan, Persiraja Banda Aceh kini muncul lagi dan menampakkan gairah yang tinggi untuk menyambut Liga 1 2020.
Selain Irwansyah, dua di antara sejumlah pemain asal Aceh yang berkontribusi kepada tim nasional Indonesia adalah bek tengah legendaris generasi 1980-190-an, Marzuki Nyak Mad –duetnya dengan Warta Kusuma di timnas patut dikenang- dan salah satu ikon Persija Jakarta saat ini, bek sayap Ismed Sofyan.
Tim-tim eks perserikatan punya modal dasar yaitu suporternya yang militan. Persiraja Banda Aceh hanya perlu membentuk timnya agar bisa menghasilkan para pemain hebat seperti Nasir Gurumud, Irwansyah, dan kawan-kawan.