TEMPO.CO, Jakarta - Presiden klub Persik Kediri, Abdul Hakim Bafagih, menilai bahwa kompetisi di tengah pandemi Covid-19 sangat berisiko. Menurut dia, saat ini belum ada tanda-tanda pandemi akan berakhir.
"Kompetisi di tengah pandemi sangat berisiko. Apalagi pandemi Covid-19 di Indonesia belum tampak melandai. Jangankan melandai, titik puncaknya saja belum selesai," kata Abdul Hakim Bafagih di Kediri, Jawa Timur, Rabu, 1 Juli 2020.
Ia mengatakan, Persik Kediri sudah menerima secara resmi surat keputusan (SK) PSSI tentang kelanjutan kompetisi Liga 1 2020. Menyikapi Surat Edaran Nomor SKEP/53/VI/2020 itu, ia menyatakan bakal menghormati keputusan federasi. "Kami berusaha menerima keputusan PSSI. Kan, PSSI sudah punya pertimbangan yang cukup menurut mereka," kata Hakim.
Hakim mengatakan, sebagai induk organisasi tertinggi sepak bola Tanah Air, klub mau tidak mau harus tunduk. Namun, terkait kompetisi tahun ini, menurut dia, sikap Persik Kediri tetap mendorong penghentian Liga 1 dan menggantikan dengan turnamen adalah jalan terbaik. Ia juga menginginkan pelaksanaan kompetisi di masa pandemi perlu menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Hakim juga mengapresiasi upaya PSSI dalam merumuskan protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19. Begitu pun informasi terbaru, bahwa PT Liga Indonesia Baru (LIB) akan menanggung biaya rapid test dan pencegahan COVID-19 selama kompetisi berlangsung.
Dalam SK yang diterbitkan 27 Juni 2020, PSSI juga menerangkan tentang renegosiasi kontrak pemain. Persik juga akan menyesuaikan negosiasi sesuai dengan Surat Keputusan Ketua PSSI. "Meski menjadi masalah yang sensitif, semua stakeholder industri sepak bola wajib mengikuti keputusan tersebut," ujar dia.
Ia juga masih mempertanyakan tentang kejelasan hak komersial klub dari bulan April hingga kini serta penyesuaian jumlahnya belum ada. Padahal, SK tersebut sudah terbit. Hakim mengungkapkan semua klub juga bisa mengalami kesulitan finansial saat kompetisi berjalan. "Terlebih lagi pertandingan setiap pekannya tidak dihadiri suporter di stadion," katanya.
Hakim memperhitungkan tidak ada pihak yang diuntungkan sama sekali apabila Liga 1 berlanjut. Meski begitu, ia juga tidak memungkiri bahwa krisis ini membuat setiap klub harus berinovasi untuk tetap berjalan. "Seperti yang pernah kami usulkan, hak komersial klub idealnya adalah sebesar Rp1,2 sampai Rp1,5 miliar setiap bulan," kata Hakim.
Ia berharap krisis akibat pandemi Covid-19 bisa segera berakhir. Menurut Hakim, dengan selesainya pandemi, Liga 1 bisa bisa menjadi ajang olahraga dan industri yang menghibur masyarakat. "Kami semua berharap liga berjalan dengan baik," kata Hakim.