TEMPO.CO, Jakarta - Manajer Pelatih Newcastle United, Steve Bruce, mengatakan pemilik klub, Mike Ashley, yang lama tidak berbicara akhirnya menelepon Bruce dan timnya.
Hal itu terjadi, setelah Newcastle dikalahkan Liverpool 3-1 di Stadion St James Park, pada pertandingan terakhir Liga Primer Inggris, Minggu, 26 Juli 2020. Ashley menelepon Bruce dan staf serta para pemainnya dari Amerika Serikat.
Dua pekan lalu, Bruce menegaskan tim asuhannya berjuluk Magpies ini sudah aman dari ancaman degradasi setelah mereka mengalahkan Southampton 1-0 pada partai ke-29 Liga Primer musim ini atau sebelum ada masa karantina karena pandemi virus corona. Saat itu mereka meraih 35 poin dan Bruce merasa mereka tidak akan bisa lagi dikejar tiga tim terbawah. Mereka akhirnya finis di urutan ke-13 dari 20 tim dengan nilai 44.
Berbicara tentang telepon dari Ashley, Bruce mengatakan, "Itu untuk semuanya dari kami. Ia ingin mengucapkan terima kasih atas semua kerja keras kami dan itu saja.”
Adapun soal perkembangan proses pengambilalihan kepemilikan Newcastle United dari Ashley, pengusaha asal Inggris, kepada sebuah konsorsium yang didukung Arab Saudi, Bruce bilang, “Adalah sangat penting bagi kami untuk membuat satu keputusan ke satu arah atau arah lainnya. Benar 14, 15 atau 16 pekan sudah cukup lama? Itu menyulitkan kami.”
Proses pembelian kepemilikan Newcastle United oleh sebuah konsorsium yang dimotori badan usaha dari Arab Saudi belum beres juga. Pengelola Liga Primer dan pemerintahan Inggris belum mendapat kejelasan tentang siapa yang nantinya akan bertanggung jawab dalam pengelolaan klub.
Enam belas pekan setelah dokumen pembelian kepemilikan Newcastle United senilai 300 juta pound sterling atau sekitar Rp 5,63 triliun sudah diserahkan ke pengelola Liga Primer Inggris, proses pemeriksaannya belum kunjung tuntas.
Proses pembelian Newcastle United ini dilakukan sebuah konsorsium yang dipimpin wanita pengusaha asal Inggris, Amanda Staveley. Tapi, badan investasi dana Arab Saudi yang diketuai putra mahkota, Pangeran Mohammed bin Salman, menjadi tulang punggung konsorsium itu dengan dominasi saham 80 persen.
CHRONICLE LIVE | ESPN