TEMPO.CO, Jakarta - Untuk kesekian kalinya, seorang Lionel Messi membuat perbedaan di lapangan ketika Barcelona mengalahkan Napoli 3-1 pada pertandingan pertemuan kedua perempat final Liga Champions di Camp Nou, dinihari tadi, Minggu 9 Agutus 2020.
Messi melakukan tendangan penjuru yang sangat akurat sehingga bek Barcelona, Clement Lenglet, bisa menanduk bola ke dalam gawang Napoli untuk memimpin 1-0.
Pemain Argetina berusia 33 tahun itu kemudian mencetak gol untuk membuat Barcelona memperlebar keunggulan 2-0. Akselerasinya ke kotak penalti lawan lantas memaksa bek tengah Kalidou Koulibaly melakukan tackling yang tak mulus sehingga melahir hadiah penalti yang dieksekusi dengan baik oleh Luis Suarez. Skor 3-0 sebelum Napoli memperkecil kekalahan pada akhir babak pertama.
Tapi, pemain sehebat Lionel Messi, yang pernah disebut Arsene Wenger sebagai pemain dari planet lain, tetap ada kekurangannya.
Johan Cruyff. Foto: Offside
Lionel Messi persis seperti Johan Cruyff. Dua legenda Barcelona ini tak pernah meraih sukses tertinggi di tim nasional masing-masing.
Sebagai kapten Belanda, Cruyff, tak bisa menghindarkan kekalahan timnya 1-2 dari Jerman Barat, Franz Beckenbauer dan kawan-kawan, pada final Piala Dunia 1974. Cruyff kemudian sudah mundur dari tim nasional karena alasan misterius sebelum Belanda kembali menembus final Piala Dunia 1978 di Argentina.
Adapun Messi sejauh ini hanya bisa membawa Argentina menjuarai Piala Dunia U-20 pada 2005. Seperti Cruyff, ketika memimpin Argentina pada final Piala Dunia 2014 di Brasil, Messi dan kawan-kawan dikalahkan Jerman.
Tapi, keduanya adalah pemain terbaik di dunia pada masanya masing-masing. Johan Cruyff setelah meraih gelar Ballon d’Or 1971 bersama Ajax Amsterdam, inspirator tim Belanda ini selanjutnya meraih gelar pemain terbaik tersebut bersama Barcelona pada 1973 dan 1974.
Ketika menjadi pemain, Cruyff memang hanya membawa Barcelona memenangi La Liga 1973-74 dan Copa del Rey 1977-78, tapi sebagai manajer, ia membawa klub Catalan ini memenangi European Club, yang sekarang bernama Liga Champions, 1991-92, dan Piala Winners Eropa 1988-89,
Adapun Messi memenangi Ballon d'Or/FIFA Ballon d'Or pada 2009, 2010, 2011, 2012, 2015, dan 2019 bersama Barcelona. Ia membawa Barca menjuarai Liga Champions 2005-06, 2008-09, 2010-11, dan 2014-15,
Lionel Messi ditarik ke Barcelona, setelah diterbangkan dari Argentina untuk meninggalkan Newell’s Old Boys, sejak kategori junior pada 2001. Ia melewati tim Barcelona C, B, sampai ke tim senior berkat inisiatif pelatih Frank Rijkaard pada 2004.
Bila melihat sejarah Lionel Messi itu, ia tampaknya akan menghabiskan karier di Barcelona. Sebagaimana Johan Cruyff, sejauh-jauh terbang, ia akhirnya pulang ke sarang, Catalan, dengan ibukotanya, Barcelona, sampai meninggalnya pada 24 Maret 2016.